Biden akan Melawat ke Eropa untuk KTT Darurat Bahas Krisis Ukraina

Presiden AS Joe Biden akan melawat ke Eropa minggu ini untuk membahas krisis di Ukraina dengan sejumlah sekutu Eropa.  

Rusia melanjutkan serangannya ke kota-kota Ukraina ketika invasi memasuki minggu keempat. PBB mengatakan 10 juta warga telah mengungsi, baik di dalam maupun di luar Ukraina. Presiden AS Joe Biden akan melawat ke Eropa minggu ini dan bertemu dengan sejumlah sekutu untuk membahas krisis di Ukraina. 

Kementerian Pertahanan Rusia merilis gambar-gambar jet tempur SU-35 yang sedang beraksi sementara seorang juru bicara kementerian itu mengatakan Rusia meluncurkan rudal jarak jauh hipersonik lainnya pada apa yang digambarkan sebagai target militer Ukraina. Itu merupakan serangan kedua dalam beberapa hari belakangan.

Aksi itu menyusul serangkaian aksi seminggu ketika para pejabat Ukraina mengatakan pasukan Rusia menghancurkan sebuah teater di mana ratusan warga berlindung dalam bangunan yang ditandai dengan tulisan "anak-anak" dalam bahasa Rusia di depan dan belakang gedung tersebut.

BACA JUGA: Putin, Zelenskyy, Biden Cerminkan Gaya Kepemimpinan Berbeda dalam Konflik Ukraina

Seorang pejabat dari Kementerian Luar Negeri Rusia menyebut tuduhan itu "kebohongan." Pernyataan itu merupakan kontradiksi dari apa yang disaksikan oleh para petugas medis di Mariupol, yang selama berminggu-minggu berjuang untuk menyelamatkan nyawa.

Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy mengatakan blokade Mariupol oleh Rusia itu “akan tercatat dalam sejarah sebagai bertanggung jawab atas kejahatan perang.”

Pada Minggu (20/3), Dick Durbin, anggota senior dari Partai Demokrat di Komite Alokasi Senat, mengatakan kepada jaringan televisi ABC dalam acara "This Week" bahwa AS akan terus memberikan dukungan kepada Ukraina.

“Amerika Serikat, melalui presiden dan aliansi NATO berkomitmen penuh atas upaya Ukraina untuk menghentikan Putin. Hal-hal mencemaskan yang ia lakukan sekarang adalah membunuh warga sipil dan anak-anak yang tidak bersalah. Namanya akan tercoreng dalam sejarah untuk selamanya terkait hal ini,” ujar Durbin.

BACA JUGA: Biden Peringatkan Konsekuensi bagi China Jika Bantu Rusia

Filippo Grandi, Kepala UNHCR, Badan PBB untuk Pengungsi, melalui cuitan minggu ini menyatakan perang di Ukraina sejauh ini mengakibatkan sekitar 10 juta orang mengungsi, hampir satu dari empat warga Ukraina. Lebih banyak lagi warga melarikan diri setiap hari menanti bantuan dari Barat.

Senator John Barrasso, anggota Komite Hubungan Luar Negeri pada Minggu (20/3) mengatakan kepada ABC “This Week” bahwa pemerintahan Biden lambat bertindak. “Presiden harus didorong dan ditarik ke posisinya saat ini mengenai perang Rusia di Ukraina. Kongres AS memberlakukan sejumlah sanksi, larangan terhadap impor minyak Rusia, tentang persenjataan dan semua paket bantuan besar yang dalam pemungutan mendapat suara saya pada satu atau dua minggu lalu senilai 13 miliar dolar. Sejauh ini, pemerintahan Biden hanya merilis satu miliar dari paket tersebut,” tukasnya.

Your browser doesn’t support HTML5

Biden akan Melawat ke Eropa untuk KTT Darurat Bahas Krisis Ukraina

Demonstrasi terjadi di seluruh dunia mendukung Ukraina dan mengecam invasi Rusia bahkan di jalan-jalan Moskow, ketika pihak berwenang memasukkan para pengunjuk rasa ke dalam sejumlah kendaraan dan membawa mereka pergi.

Mungkin tidak ada yang lebih terkenal daripada Marina Ovsyannikova di TV pemerintah Rusia, Channel One. Dia menginterupsi dalam siaran langsung dan menampilkan spanduk bertuliskan "NO WAR" dalam bahasa Inggris dan juga "Jangan percaya dengan propaganda. Mereka membohongi kalian di sini” dalam bahasa Rusia.

Melalui seorang penerjemah hari Minggu (20/3) Marina berbicara di ABC “This Week.” “Saya dapat menunjukkan kepada seluruh dunia bahwa rakyat Rusia menentang perang. Saya menunjukkan kepada warga Rusia bahwa ini (siaran televisi pemerintah) hanyalah propaganda. Tunjukkan propaganda ini apa adanya dan mungkin mendorong beberapa orang untuk berbicara menentang perang tersebut. Saya berharap upaya saya itu, sedikit banyak, dapat membantu orang-orang berubah pikiran.”

Masa depan Marina masih belum jelas menyusul undang-undang yang baru-baru ini diberlakukan Rusia untuk mengkriminalisasi cerita tentang perang secara negatif. Pelanggaran diancam hukuman hingga 15 tahun penjara. [mg/lt]