Presiden Joe Biden menyebut masalah serangan dan pelecehan seksual dalam militer sebagai “ancaman terhadap keamanan nasional.”
“Prakarsa ini akan mengikutsertakan semua pihak dalam pemerintahan saya untuk mengakhiri momok serangan seksual dalam tubuh militer. Dan kami akan berfokus pada isu itu dari eselon paling atas.”
Pemerintahan Biden bulan lalu memerintahkan komisi yang dipimpin anggota sipil di Pentagon untuk menginvestigasi masalah ini.
Menteri Pertahanan Lloyd Austin, dalam arahan pertamanya sejak memangku jabatan, memberi pemimpin senior Pentagon waktu dua minggu untuk menyerahkan laporan tentang program pencegahan pelecehan seksual dalam tubuh militer, dan kajian apa yang efektif dan yang tidak efektif.
BACA JUGA: Biden Tandatangani Perintah Eksekutif Tentang Kesetaraan Gender, Serangan Seksual KampusDalam sidang pengukuhannya di Kongres, Austin berjanji akan menanggapi masalah serangan dan pelecehan seksual dalam tubuh militer.
Laporan menunjukkan serangan seksual secara bertahap meningkat sejak 2006, termasuk kenaikan 13 persen pada 2018 dan kenaikan 3% pada 2019.
Selain itu, dalam rangka memperingati Hari Perempuan Internasional, Presiden Joe Biden, Senin (8/3), mengumumkan promosi dua perempuan jenderal ke posisi panglima tempur dan berpangkat jenderal bintang empat.
Your browser doesn’t support HTML5
"Hari ini adalah Hari Perempuan Internasional, kita harus menyadari dan mengakui perintang untuk perempuan. Kita perlu agar perempuan muda yang membina karir di dalam militer melihat dan mengetahui bahwa semua pintu terbuka untuk mereka. Kita perlu perempuan dan laki-laki di seluruh jajaran militer melihat dan mensyukuri pencapaian dan kepemimpinan di dalam setiap Angkatan," ujar Biden.
Marsekal Angkatan Udara Jacqueline Van Ovost dan Jenderal Angkatan Darat Laura J. Richardson masing-masing akan memimpin Komando Perhubungan dan Komando Selatan. Seandainya dikonfirmasi oleh Senat, mereka akan menjadi perempuan kedua dan ketiga dalam sejarah Amerika yang mencapai jenjang kepangkatan itu. [jm/ka]