Presiden AS Joe Biden menyambut para pemimpin dari Barbados, Kanada, Kolumbia, Costa Rica, Chile, Ekuador, Meksiko, Panama, Peru, Republik Dominika, dan Uruguay di Gedung Putih. Mereka berada di Washington untuk menghadiri KTT Kemitraan Para Pemimpin negara di benua Amerika untuk Kemakmuran Ekonomi yang pertama. Pertemuan tersebut terjadi di tengah agenda global yang didominasi oleh konflik Israel-Hamas di Gaza dan perang Ukraina-Rusia. Namun negara-negara di kawasan benua Amerika ini menghadapi rangkaian tantangan berbeda.
“Kita menegaskan pendekatan kita di seluruh kawasan untuk berbagi tanggung jawab dalam mengelola tantangan arus migrasi yang belum pernah terjadi,” kata Biden.
Biden berbicara mengenai sejumlah alat ekonomi baru, yang bersama dengan Bank Pembangunan Inter-Amerika dan donor-donor swasta, bisa membantu negara-negara penerima migran di Belahan Barat.
“Sebagai bagian dari komitmen tersebut, Amerika Serikat, Kanada, dan Spanyol berkontribusi pada Program Hibah Migrasi Inter-American Development Bank untuk membantu negara-negara yang memberikan status legal kepada para migran, mendukung layanan penting yang diperlukan masyarakat untuk hidup aman, dan mungkin yang paling penting secara bermartabat. Kedua, kita memperluas jalur hukum sebagai tekad untuk mendorong migrasi yang aman dan tertib, memberikan izin bekerja agar migran bisa berkontribusi pada perekonomian kita. Ini adalah aset penting dan bagi semua negara kita," ujarnya.
Your browser doesn’t support HTML5
Setelah pertemuan tersebut, Presiden Kolombia Gustavo Petro menekankan poin penting diskusi: isu dekarbonisasi dan potensi besar Amerika Latin pada energi ramah lingkungan yang sangat besar. Ia menekankan kontribusi besar yang bisa diberikan kawasan ini terhadap keberlangsungan bumi dan perannya dalam membantu Amerika dalam transisi energinya.
Ketika ditanya soal konflik Israel-Hamas, ia mengatakan sudah mengutarakan keprihatinannya.
"Itu bukan fokus dari pertemuan ini. Tapi saya menyampaikannya. Saya mengatakan kepada Presiden Biden bahwa pelanggaran hukum internasional yang kita saksikan saat ini menyebabkan lebih banyak kekerasan, lebih banyak tindakan barbar, dan kehancuran bagi demokrasi,” ujar Petro.
Presiden Petro, serta Presiden Chili Gabriel Boric, telah memanggil kembali duta besar mereka dari Israel untuk berkonsultasi mengenai situasi tersebut.
Para pemimpin yang hadir pada pertemuan tersebut menekankan pentingnya mengikutsertakan negara-negara Amerika Latin lainnya dalam KTT pada masa depan. [my/ka]