Menyusul penggulingan dramatis tokoh Partai Republik, Kevin McCarthy dari posisinya sebagai Ketua DPR, hanya beberapa hari setelah Kongres Amerika Serikat menyingkirkan pasal untuk pendanaan bagi Ukraina, Presiden Joe Biden hari Rabu (5/10) mengatakan, dia akan menyampaikan pidato penting, untuk meyakinkan rakyat Amerika, agar terus mendukung Ukraina dalam perjuangannya melawan invasi Rusia.
“Saya akan membuat argumen bahwa, ini menjadi kepentingan yang sangat besar bagi Amerika Serikat, agar Ukraina berhasil.”
Sekretaris pers Gedung Putih, Karine Jean-Pierre menolak memberikan rincian lebih lanjut tentang pidato presiden itu, tetapi mengakui dalam tanggapannya terhadap pertanyaan VOA, bahwa dukungan rakyat Amerika memang berkurang.
“Kami melihat poling dan kami memahaminya. Tetapi kami juga yakin, bahwa ini pada dasarnya sangat penting bagi keamanan nasional kita, sebagaimana pentingnya mendukung rakyat Ukraina yang pemberani, untuk melanjutkan dukungan itu.”
BACA JUGA: Kanselir Jerman Scholz Percaya AS akan Melanjutkan Dukungan bagi UkrainaPada Selasa, hanya beberapa hari setelah Kongres Amerika Serikat menyingkirkan pasal untuk dukungan lebih lanjut kepada Ukraina, yang menjadi bagian dari kesepakatan untuk menghindari terhentinya operasi pemerintah, anggota Partai Republik Kevin McCarthy digulingkan dari posisinya sebagai Ketua DPR.
Jim Jordan, anggota Partai Republik pertama yang secara terbuka menyatakan niatnya untuk menggantikan McCarthy, mengatakan pada Rabu bahwa dia menentang paket bantuan untuk Ukraina.
“Masalah yang paling mendesak di benak orang Amerika bukanlah Ukraina. Yang mendesak adalah situasi di perbatasan, dan kejahatan di jalanan,” ujarnya.
Kandidat potensial lainnya adalah anggota DPR dari Partai Republik Steve Scalise, dan Kevin Hern, Ketua Komite Republican Study, kaukus terbesar Partai Republik di DPR. Partai Republik di DPR berencana mengadakan pertemuan pada Selasa pekan depan, untuk putaran pertama pemungutan suara internal partai.
Sebuah jeda dalam pendanaan bisa berdampak pada medan perang Ukraina dan menyemangati pihak Moskow, kata peneliti Hudson Institute, Luke Coffey.
“Mereka sangat berharap bahwa kekacauan yang berlanjut ini akan terus terjadi di Amerika Serikat dan tidak ada pendanaan untuk Ukraina,” kata Coffey.
Menteri Luar Negeri Ukraina, Dmytro Kuleba mengatakan pada Senin lalu, bahwa dia tetap yakin dengan dukungan Amerika Serikat.
Your browser doesn’t support HTML5
Sementara Reuters melaporkan, dukungan rakyat Amerika Serikat terhadap bantuan ke Ukraina terus menurun. Jajak pendapat terbaru Reuters/Ipsos yang dilakukan selama dua hari, dan ditutup Rabu, menunjukkan hanya 41 persen responden setuju, Washington harus mengirimkan senjata kepada Ukraina, 35 persen tidak setuju dan sisanya tidak yakin.
Dukungan ini turun dibandingkan bulan Mei, ketika jajak pendapat Reuters/Ipsos menunjukkan 46 persen warga Amerika mendukung pengiriman senjata, sementara 29 persen menentang dan sisanya tidak yakin.
Jajak pendapat diambil ketika para pemimpin Kongres AS memperdebatkan permintaan Presiden Joe Biden untuk memberikan dana tambahan sebesar $24 miliar AS untuk Ukraina, dimana sekitar $17 miliar AS di antaranya adalah bantuan pertahanan.
Washington telah menyediakan $44 miliar AS untuk memasok lusinan tank, ribuan roket, dan jutaan amunisi ke Kyiv yang digunakan Ukraina untuk mempertahankan diri sejak invasi Rusia Februari 2022.
Sekitar 52 persen pemilih Partai Demokrat mendukung bantuan persenjataan ke Ukraina dalam jajak pendapat terbaru, turun dari 61 persen pada Mei. Di kalangan Partai Republik, dukungan untuk pengiriman senjata ke Kyiv turun menjadi 35 persen dari 39 persen di Mei. Sekitar 34 persen pemilih Partai Demokrat dan 56 persen pemilih Partai Republik setuju dengan pernyataan bahwa masalah Ukraina "bukan urusan kami dan kami tidak boleh ikut campur." [ns/jm]