Kematian dan kehancuran terus menjadi kenyataan sehari-hari bagi warga Palestina di Gaza, meskipun AS mendorong gencatan senjata antara Israel dan Hamas sebelum Presiden Joe Biden meninggalkan jabatannya pada 20 Januari.
“Kami melihat beberapa kemajuan. Dan, kalian tahu, saya tahu harapan selalu ada, tetapi, saya masih berharap bahwa kita akan dapat melakukan pertukaran tahanan. Hamas adalah pihak yang menghalangi pertukaran itu sekarang. Tetapi menurut saya, kita mungkin dapat melakukannya. Kita harus menyelesaikannya,” ujar Biden.
Tim Biden berkoordinasi dengan pemerintahan Presiden terpilih Donald Trump, sementara utusan Biden, Amos Hochstein, melanjutkan upaya diplomatik di kawasan tersebut. Minggu ini Trump mengirim utusan Timur Tengahnya, Steve Witkoff, untuk berunding dengan pejabat Qatar yang menjadi perantara Hamas.
"Saya benar-benar yakin bahwa kita bekerja sama dengan sangat baik. Namun, presiden, reputasinya, hal-hal yang telah ia katakan, yang mendorong negosiasi ini," kata Witkoff.
BACA JUGA: Utusan Trump Bertemu PM Israel di Tengah Dorongan untuk Gencatan SenjataAwal minggu ini, Trump mengulangi ultimatumnya untuk kesepakatan yang akan membebaskan sandera Israel yang ditahan Hamas.
"Jika mereka tidak dibebaskan ketika saya mulai menjabat, kekacauan besar akan terjadi di Timur Tengah," ujarnya.
Analis berpendapat bahwa tuntutan Trump tidak mungkin akan menggerakkan Hamas karena kelompok yang ditetapkan AS sebagai teroris itu sudah digempur serangan militer Israel. Dan itu tidak mungkin memengaruhi isu-isu yang belum terselesaikan di meja perundingan.
Melalui Skype, Aaron David Miller, mantan juru runding AS untuk Timur Tengah dan peneliti senior di Carnegie Endowment for International Peace mengatakan, “Jumlah tahanan yang akan dibebaskan; berapa banyak sandera; apa bukti bahwa mereka masih hidup; di mana sandera yang masih hidup; berapa banyak sandera yang akan dibebaskan pada Tahap Satu gencatan senjata? Ini adalah isu-isu yang tidak ada hubungannya dengan politik pemerintahan Trump yang akan datang.”
Kamis lalu, Biden menyambut baik terpilihnya Joseph Aoun sebagai presiden mendatang oleh parlemen Lebanon. Aoun akan mengakhiri kekosongan kekuasaan selama bertahun-tahun yang menyebabkan perang selama 14 bulan antara Israel dan Hizbullah. [ka/jm]
Your browser doesn’t support HTML5