Blinken: Jalur Diplomatik Lebih Disukai untuk Atasi Krisis Rusia-Ukraina

Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken berbicara di Akademi Ilmu Pengetahuan dan Kemanusiaan Berlin-Brandenburg menyusul pembicaraannya tentang krisis Ukraina di Berlin, Jerman, 20 Januari 2022. (Foto: Alex Brandon via REUTERS)

Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken mengatakan resolusi optimal bagi krisis Rusia-Ukraina adalah penyelesaian diplomatik. Ia juga mengatakan berharap akan berkonsultasi dengan sejawatnya dari Prancis, Jerman dan Inggris dalam beberapa hari mendatang.

“Sebagaimana yang Anda semua ketahui, kami telah terlibat dalam strategi dua jalur di mana kami pada satu pihak mengupayakan diplomasi – sejauh ini merupakan jalur yang lebih disukai, jalur yang bertanggung jawab – tetapi pada saat bersamaan membangun pencegahan yang kuat untuk menghalangi Rusia mengambil tindakan agresif,” kata Blinken kepada wartawan yang mengikuti perjalanannya ke Australia. Ia mengunjungi negara itu untuk mengadakan pertemuan dengan apa yang disebut sebagai negara-negara Quad.

Sementara itu Presiden Prancis Emmanuel Macron pada Selasa (8/2) mengatakan resolusi dapat memakan waktu berbulan-bulan.

“Anda tidak boleh meremehkan ketegangan yang meliputi situasi yang kita alami, yang belum pernah terjadi,” kata Macron di Kyiv, di mana ia bertemu dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy. “Saya tidak percaya krisis ini dapat diselesaikan berkat diskusi beberapa jam.”

Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy dan Presiden Prancis Emmanuel Macron menghadiri jumpa pers setelah pembicaraan mereka di Kyiv, Ukraina 8 Februari 2022. (Foto: REUTERS/Gleb Garanich)

Macron melakukan pembicaraan lima jam dengan Presiden Rusia Vladimir Putin di Moskow pada Senin (7/2).

Pemimpin Prancis itu mengatakan diskusinya dengan Putin telah membantu memastikan “tidak ada degradasi dan tidak ada eskalasi lebih lanjut” dari kebuntuan antara Rusia dan Ukraina, dan bahwa aliansi Barat mendukung pemerintah Kyiv.

“Saya percaya bahwa ada solusi konkret yang praktis yang akan membuat kita dapat melangkah maju,” kata Macron seusai bertemu Zelenskiy.

Macron mengakui bahwa krisis belum selesai, dan mengatakan, “Dalam menerapkan sikap mengancam ini, Rusia memutuskan untuk menekan masyarakat internasional.”

BACA JUGA: Macron ke Ukraina untuk Bahas Ketegangan dengan Rusia  

Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov, Selasa (8/2), mengatakan ada “benih-benih alasan” dalam proposal yang diajukan Macron kepada Putin. Namun Peskov menolak pernyataan bahwa krisis telah diselesaikan, dengan mengatakan, “Sejauh ini, kami tidak melihat dan tidak merasakan kesiapan mitra-mitra Barat kami untuk mempertimbangkan kekhawatiran kami.”

”Dalam situasi sekarang ini, Moskow dan Paris tidak dapat membuat kesepakatan,” ujar Peskov. “Prancis adalah anggota Uni Eropa dan NATO. Prancis tidak memimpin NATO,” lanjutnya. NATO adalah aliansi militer Barat beranggotakan 30 negara yang didominasi oleh AS.

BACA JUGA: Kelompok Sayap Kanan Ukraina Latih Sukarelawan di Kyiv

NATO telah menolak tuntutan Moskow agar mengakhiri ekspansinya ke Eropa Timur yang paling dekat dengan Rusia dan menyingkirkan kemungkinan bagi Ukraina – bekas republik Soviet – untuk bergabung dengan NATO. Barat menyatakan bersedia merundingkan pengaturan posisi misil di Eropa Timur dan manuver tentara NATO.

Pada Senin malam, pemimpin Rusia menolak mengesampingkan kemungkinan menginvasi Ukraina, sambil tetap membuka pintu untuk diplomasi lebih lanjut. Putin mengatakan ia akan berbicara kembali dengan Macron melalui telepon setelah pembicaraan presiden Prancis itu dengan Zelenskiy. [uh/ka]