Badan Nasional Penanggulangan Bencana menyatakan 240 kabupaten/kota di Indonesia rawan banjir dan longsor sehingga perlu antisipasi lebih.
JAKARTA —
Direktur Pengurangan Resiko Bencana pada Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho kepada VOA, Jumat (30/11) mengatakan ada sekitar 240 kabupaten/kota yang rawan bencana banjir dan longsor, dengan jumlah penduduk mencapai 70 juta jiwa.
“Antisipasi banjir dan longsor, ada beberapa daerah prioritas. Pertama banjir Jakarta yang meliputi Sungai Ciliwung dan Cisadane. Kemudian wilayah Banten, yang berada di sepanjang Ciujung dan Cimandiri. Yang ketiga, di Sungai Citarum, Jawa Barat. Yang keempat, wilayah sungai Tutang, Serang, Wusi dan Juana, semuanya di Jawa Tengah, kemudian Sungai Bengawan Solo yang berada di Jawa Timur dan Jawa Tengah,” ujar Sutopo.
Ia menambahkan pihaknya juga telah mengantisipasi adanya banjir lahar dingin yang berada di sekitar Gunung Merapi, Gunung Lokon, Semeru, Soputan dan Gunung Gamalama di Maluku Utara.
Sedangkan untuk banjir bandang, BNPB melakukan antisipasi di sekitar Sumatera Barat, Jawa bagian tengah hingga selatan, serta Sulawesi, ujarnya.
Menurutnya pemerintah pusat dan daerah sudah menyiapkan sejumlah langkah darurat untuk mengantisipasi menghadapi situasi ini.
Dalam sebulan terakhir lebih dari 33 orang tewas akibat bencana banjir dan tanah longsor yang terjadi di berbagai wilayah di Indonesia, 20 diantaranya, atau korban terbanyak, berasal dari Kabupaten Mamasa, Sulawesi Barat.
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memperkirakan curah hujan akan mencapai puncaknya pada Januari 2013.
Sutopo mengatakan BNPB telah menyiapkan dana siap pakai sebesar Rp 200 milliar untuk antisipasi atau penanganan darurat penyelamatan bencana banjir dan longsor.
“BNPB akan selalu hadir memberikan pendampingan kepada kepada pemerintah daerah di dalam penanganan banjir dan tanah longsor, dari segi administrasi, logistik, peralatan maupun pendanaannya,” ujarnya.
Untuk mengantisipasi dan menangani banjir di Jakarta , pemerintah daerah DKI Jakarta telah merancang normalisasi 13 aliran sungai yang melintas di Jakarta dan sekitarnya untuk penanganan jangka panjang.
Gubernur Jakarta Joko Widodo menjelaskan dana yang dibutuhkan bisa mencapai sekitar Rp 1 trilliun.
“Itu juga harus dipercepat agar tahun depannya lagi banjir-banjir bisa berkurang. Tahun depannya lagi dipercepat lagi agar berkurang lagi. Tahun depannya lagi, Jakarta diharapkan tidak ada banjir,” ujar Joko.
Jakarta pernah dilanda banjir hebat pada 2007 dan menyebabkan ibukota lumpuh selama beberapa. Sementara tiap tahun di sejumlah pemukiman pasti menjadi langganan banjir seperti di Jakarta Timur dan Jakarta Selatan.
“Antisipasi banjir dan longsor, ada beberapa daerah prioritas. Pertama banjir Jakarta yang meliputi Sungai Ciliwung dan Cisadane. Kemudian wilayah Banten, yang berada di sepanjang Ciujung dan Cimandiri. Yang ketiga, di Sungai Citarum, Jawa Barat. Yang keempat, wilayah sungai Tutang, Serang, Wusi dan Juana, semuanya di Jawa Tengah, kemudian Sungai Bengawan Solo yang berada di Jawa Timur dan Jawa Tengah,” ujar Sutopo.
Ia menambahkan pihaknya juga telah mengantisipasi adanya banjir lahar dingin yang berada di sekitar Gunung Merapi, Gunung Lokon, Semeru, Soputan dan Gunung Gamalama di Maluku Utara.
Sedangkan untuk banjir bandang, BNPB melakukan antisipasi di sekitar Sumatera Barat, Jawa bagian tengah hingga selatan, serta Sulawesi, ujarnya.
Menurutnya pemerintah pusat dan daerah sudah menyiapkan sejumlah langkah darurat untuk mengantisipasi menghadapi situasi ini.
Dalam sebulan terakhir lebih dari 33 orang tewas akibat bencana banjir dan tanah longsor yang terjadi di berbagai wilayah di Indonesia, 20 diantaranya, atau korban terbanyak, berasal dari Kabupaten Mamasa, Sulawesi Barat.
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memperkirakan curah hujan akan mencapai puncaknya pada Januari 2013.
Sutopo mengatakan BNPB telah menyiapkan dana siap pakai sebesar Rp 200 milliar untuk antisipasi atau penanganan darurat penyelamatan bencana banjir dan longsor.
“BNPB akan selalu hadir memberikan pendampingan kepada kepada pemerintah daerah di dalam penanganan banjir dan tanah longsor, dari segi administrasi, logistik, peralatan maupun pendanaannya,” ujarnya.
Untuk mengantisipasi dan menangani banjir di Jakarta , pemerintah daerah DKI Jakarta telah merancang normalisasi 13 aliran sungai yang melintas di Jakarta dan sekitarnya untuk penanganan jangka panjang.
Gubernur Jakarta Joko Widodo menjelaskan dana yang dibutuhkan bisa mencapai sekitar Rp 1 trilliun.
“Itu juga harus dipercepat agar tahun depannya lagi banjir-banjir bisa berkurang. Tahun depannya lagi dipercepat lagi agar berkurang lagi. Tahun depannya lagi, Jakarta diharapkan tidak ada banjir,” ujar Joko.
Jakarta pernah dilanda banjir hebat pada 2007 dan menyebabkan ibukota lumpuh selama beberapa. Sementara tiap tahun di sejumlah pemukiman pasti menjadi langganan banjir seperti di Jakarta Timur dan Jakarta Selatan.