BNPB: Jumlah Korban Diperkirakan Masih Bertambah

  • Fathiyah Wardah

Rumah-rumah di Lombok Utara terlihat ambruk, 6 Agustus 2018. Gempa berkekuatan tujuh skala Ritcher mengguncang kawasan Nusa Tenggara Barat, hari Minggu (5/6).

Jumlah korban tewas akibat gempa di Pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat, dengan kekuatan tujuh Skala Richter, Minggu (5/8) meningkat menjadi 91 orang, sementara lebih dari 200 lainnya dikabarkan terluka.

Menurut Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho dalam jumpa pers di kantornya Senin (6/8), angka korban tewas dan luka itu masih sementara dan diperkirakan akan meningkat karena belum semua wilayah terjangkau oleh tim evakuasi gabungan dan adanya keterbatasan ketersediaan alat berat.

Sutopo menjelaskan korban meninggal terbanyak di Kabupaten Lombok Utara dan mencapai 72 orang. Ia menambahkan, sembilan orang tewas di Kabupaten Lombok Barat, empat orang tewas di Kota Mataram, dan masing-masing dua korban meninggal di Lombok Tengah, Lombok Timur dan Bali.

Menurutnya sebagian besar korban meninggal akibat tertimpa bangunan roboh. Sutopo menekankan semua korban tewas yang teridentifikasi saat ini adalah warga Indonesia. Daerah Lombok Utara paling parah terdampak gempa karena berdekatan dengan pusat gempa.

Kini ribuan pengungsi kata Sutopo tersebar di banyak tempat dan belum semua pengungsi memperoleh bantuan. Penanganan tambahnya terkendala beberapa hal yaitu terbatasnya alat berat, luasnya daerah yang terdampak. Meski demikian lanjutnya upaya penanganan terus dilakukan.

"Oleh karena itu sampai siang ini, total korban meninggal 91 orang meninggal dunia, 209 orang luka-luka, ribuan rumah rusak dan ribuan warga masih mengungsi. Ini data sementara,yang kita perkirakan jumlah ini masih akan terus bertambah," kata Sutopo.

Menurut Sutopo tim Basarnas juga terus melakukan evakuasi terhadap turis asing dan domestik di tiga pulau lokasi wisata di wilayah Lombok Utara, NTB, yaitu Gili Trawangan, Gili Meno dan Gili Air, pasca gempa mengguncang wilayah itu.

Hingga kini tambahnya sudah ada 208 turis asing dan 150 orang turis domestik yang sudah dievakuasi. Sutopo menjelaskan evakusi sempat terkendala karena air laut surut sehingga menyulitkan kapal besar untuk menjangkau pelabuhan di Gili Trawangan. Evakuasi kata Sutopo masih terus dilakukan.

"Masih ada 700 wisatawan baik domestik maupun asing yang saat ini masih dalam proses evakuasi. Evakuasinya menggungkan perahu kemudian dibawa ke kapal. Ada beberapa kapal di sana terutama milik Basarnas untuk evakuasi. Sampai saat ini kami belum mendapatkan kabar , belum dapatkan adanya korban baik meninggal maupun korban luka-luka dari wisatawan yang ada di tiga gili tadi," lanjutnya.

BNPB mengirimkan 21 ton bantuan logistik dan peralatan melalui kargo. BNPB juga mengerahkan dua helikopter untuk penanganan darurat. Sementara TNI memberangkatkan tiga pesawat Hercules C-130 untuk mengirim satgas kesehatan dengan membawa obat-obatan, logistik, tenda dan alat komunikasi. Sementara itu KRI dr Suharso diberangkatkan dari Surabaya ke Lombok untuk bantuan penanganan korban.

Your browser doesn’t support HTML5

BNPB: Jumlah Korban Diperkirakan Masih Bertambah

Kementerian Pariwisata mengaktivasi Tim Crisis Center untuk memantau kondisi wisatawan. Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat mengoperasikan alat berat untuk usaha pertolongan gempa, meningkatkan suplai air bersih dan menyediakan fasilitas-fasilitas sanitisasi.

Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Kasbani mengatakan wilayah Lombok, terutama bagian utara dan timur. termasuk daerah rawan bencana gempa bumi kategori menengah. Ia mengatakan wilayah itu terdiri dari dataran dan perbukitan terjal. Susunan batuan di wilayah itu merupakan endapan kuarter yang didominasi batuan rombakan gunung api muda yang telah mengalami pelapukan.

Batuan tersebut, menurut Kasbani umumnya bersifat mudah mengurai sehingga berpotensi memperkuat goncangan gempa bumi. [fw/ab]