Dua ledakan terjadi di sebuah stadion sepak bola besar di Istanbul, Sabtu malam (10/12). Para saksi mata mengatakan ledakan itu sepertinya datang dari sebuah bom mobil dan sebuah bom bunuh diri yang menyasar para petugas keamanan.
Hingga Minggu pagi, para pejabat belum mengumumkan jumlah korban, tetapi berbagai laporan setempat mengatakan sedikitnya 13 orang tewas dan 38 lainnya terluka.
Stasiun NTV mengatakan dua ledakan itu menyasar sebuah bus yang mengangkut polisi anti-huru hara dari Arena Vodafone Besiktas setelah sebuah pertandingan berakhir.
Sejumlah ambulans berkumpul di tempat kejadian setelah ledakan pertama, dan sebuah helikopter polisi terbang di atasnya sambil menyoroti lampu.
Pemerintah Turki menutup-nutupi rincian mengenai serangan dan akibat dari serangan itu, menyebut keamanan nasional dan kekhawatiran akan ketertiban umum. Namun Menteri Dalam Negeri Suleyman Soylu, berbicara di TV nasional, mengukuhkan bahwa serangan itu merupakan “plot keji” oleh seorang bom bunuh diri.
Secara terpisah, Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengatakan dalam pernyataan bahwa serangan itu menarget polisi dan “bertujuan menelan korban sebanyak-banyaknya.”
Pernyataan presiden itu menyebut pemboman tersebut sebagai aksi terorisme.
Reporter VOA di Istanbul, Dorian Jones, mengatakan serangan itu secara khusus menarget polisi daripada massa penggemar sepak bola, dan ini mengisyaratkan bahwa serangan itu mungkin dilakukan oleh kelompok-kelompok Kurdi yang dilarang keberadaannya yang telah memerangi pemerintah Turki selama bertahun-tahun.
Istanbul telah dilanda beberapa pemboman tahun ini, termasuk serangan di Bandara Ataturk bulan Juni yang menewaskan lebih dari 40 orang. Lebih dari 200 orang tewas tahun ini di seluruh negara itu dalam berbagai serangan yang diduga dilakukan militan Negara Islam (ISIS) dan faksi-faksi Kurdi di dalam Turki. [vm]