Kepala Bagian Mitra Biro Penerangan Masyarakat Markas Besar Kepolisian Republik Indonesia, Kombes Awi Setiyono, dalam jumpa pers di kantornya, Minggu (11/12) menjelaskan, bom yang ditemukan di rumah kos-kosan di kawasan Bintara Jaya, Bekasi Barat, dibawa oleh terduga teroris MNS dan AS dari Solo.
Bom itu kemudian diserahkan kepada DYN yang akan melakukan pengeboman di obyek vital pemerintahan di kawasan Jakarta Pusat.
Bom yang rencananya akan diledakkan Minggu pagi ini, kata Awi, dibawa dari Solo dengan menggunakan mobil sewaan. Mereka tiba di Jakarta Sabtu siang. Sementara itu, Densus 88 Anti-Teror sudah membuntuti kedua terduga teroris itu dari Solo hingga Jakarta dan akhirnya dilakukan penangkapan di Flyover Kalimalang. Tidak lama berselang, Tim Densus menangkap DYN di rumah kos-kosan yang telah disewanya sejak 4 hari lalu. Sementara Abu Ijah ditangkap di Karanganyar, Jawa Tengah, Sabtu malam.
Your browser doesn’t support HTML5
Menurut Awi, bom tersebut dirakit berdasarkan instruksi dari Bahrun Naim, teroris yang kini berada di Suriah melalui telegram. Bahrun juga dua kali mengirimkan uang ke MNS untuk aksi ini. Awi mengaku belum mengetahui secara pasti jumlah nominal yang dikirim Bahrun Naim. Dalam kasus ini, terduga teroris yang merakit bom adalah MNS, S (Abu Ijah) dan dua terduga teroris yang masih dicari polisi.
"Sementara ada dua orang lagi masih DPO. Dan mereka pun belajarnya pun dari BN (Bahrun Naim) melalui komunikasi, melalui telegram. Memang beberapa orang yah tidak gampang, mereka digaet langsung oleh BN melalui telegram, cara membuatnya gimana itu di update terus," tambahnya.
Kepala Divisi Hubungan Masyarakat Mabes Polri, Irjen Boy Rafli Amar mengatakan, berdasarkan hasil pemeriksaan, para terduga teroris itu mengaku termotivasi pernyataan juru bicara Daulah Islamiyah di Suriah yang menyatakan “jika kalian belum mampu hijrah ke Suriah maka buatlah amaliah (pengeboman) di negeri masing-masing semampunya."
Menurutnya dalam melakukan aksi pengeboman di Indonesia, Bahrun Naim sengaja merekrut dan membuat sel-sel kecil.
Boy mengatakan, "Untuk melakukan amaliah, kelompok-kelompok kecil tetapi kita duga kuat bukan hanya satu kelompok ini, mereka ada di daerah-daerah termasuk yang Di Batam yang terdahulu ketangkap itu juga sel Bahrun. Nur Rohman yang pelaku bom bunuh diri di Polresta Solo juga sel-sel mereka. Demikian juga yang terakhir di Majalengka."
Minggu pagi (11/12), Tim Gegana dan Puslabfor Mabes Porlri melakukan olah tempat kejadian perkara di rumah kos-kosan kamar 104 di Bintara Jaya, Bekasi Barat. Sabtu malam, tim Gegana juga telah meledakkan bom seberat 3 kilogram di rumah kos-kosan itu.
Mantan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme, Ansyaad Mbai mengatakan, orang-orang yang direkrut Bahrun berasal dari Jamaah Islamiyah, Jamaah Ansharut Tauhid dan Negara Islam Indonesia (NII).
"Itu apa artinya? Bahwa kelompok-kelompok kecil pecahan dari JI, JAT, NII itu sekarang sudah tidak terikat dengan kelompok lamanya. Mereka mengikatkan diri kepada ISIS (Negara Islam) itu dan bisa saja mereka membuat nama-nama baru," ujarnya.
Bahrun Naim merupakan teroris yang kini berada di Suriah dan telah berbaiat kepada ISIS pimpinan Abubakar al-Bagdadi. [fw/em]