Kita sudah sering melihat sejumlah pembuat video Youtube berkolaborasi membuat konten kreatif. Namun bagaimana jika mereka punya keresahan yang sama akan isu-isu sosial? Seperti ini jadinya.
Itulah video “Hoax? Cek dulu” yang digarap Cameo Project, kumpulan 6 Youtuber muda. Dibentuk pada 2012, grup ini awalnya ingin membuat konten seru-seruan saja. Namun, salah satu personelnya Martin Anugrah, bercerita, “Tapi semakin kita melihat lingkungan kita terus udah gitu dunia yang lebih besar daripada saat itu yaitu dunia politik dan sosial, kita jadi punya keresahan yang timbul. Akhirnya kita angkat dengan apa yang kita lakukan. Kita bisa bikin konten kita bikin video, kita angkat ke situ lewat keresahan kita,” jelasnya kepada VOA.
Grup yang berbasis di Jakarta ini terdiri dari orang-orang yang akrab dengan dunia kreatif: Martin Anugrah, Andri Ganda, Reza Nangin, Ibob Tarigan, Steve Pattinama, dan Yosi Mokalu. Pada 2012, kelompok ini langsung menarik perhatian dengan video plesetan One Direction untuk mendukung Jokowi pada Pilkada Jakarta.
Your browser doesn’t support HTML5
Kini Cameo Project berkembang jauh lebih luas, memproduksi setidaknya dua konten tiap pekan dengan berbagai tema. Lewat sketsa, parodi, dan film pendek, grup ini juga mencoba meningkatkan kesadaran audiens soal isu sosial, nasionalisme, dan keberagaman.
“Selama itu kita masih resah, kita akan angkat. Kalau kita sudah nggak resah sama hal-hal itu, ternyata toleransi di Indonesia Sudah OK, kita nggak usah angkat lagi, karena udah bagus gitu. Keberagaman, ya semakin kita melihat itu oh kayaknya perlu diangkat seupaya porang bisa menghargai keberagaman supaya bisa embrace diversity, itu kita akan angkat terus,” jelasnya saat ditemui di kantor Cameo Project di Bendungan Hilir, Jakarta.
Cameo Project muncul di tengah maraknya hoaks dan isu SARA di dunia maya. Data Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) Juli 2017 menyebutkan, ada 5.070 aduan konten SARA dan 5.142 aduan berita palsu. Keduanya jauh lebih banyak dibanding aduan konten pornografi yang 308 aduan.
Tapi bagaimana mengajak orang membicarakan masalah SARA dan diskriminasi yang membosankan juga tabu? Andri Ganda, personil lainnya, punya tips.
“Kita selalu mencoba untuk membuat konten seringan mungkin dan se-fun mungkin supaya orang yang nonton lebih nggak tersinggung tapi lebih bisa ketawa. Karena sesuatu yang lucu ada dua (hasilnya). Kalau yang udah garis keras banget hater ya langsung tersinggung. Tapi kalau yang engga (garis keras) bisa ketawa dan berpikir ‘oh iya ya kalau kita berpikir dari sebelah sini’ bisa berbeda dan outputnya positif,” paparnya.
Empat tahun setelah dibentuk, usaha mereka membuahkan hasil. Pada 2016, mereka diganjar penghargaan #CreatorsForChange dari Youtube, yang diberikan kepada pembuat konten yang mendorong perubahan sosial.
Dari situ, Cameo Project bertemu dengan Maarif Institute, organisasi yang menyuarakan toleransi. Keduanya berkolaborasi melatih 2000 siswa sekolah melawan ekstremisme online.
Sampai saat ini, Cameo Project sudah membuahkan 400 lebih video dan menarik setengah juta subscriber. Mereka mengatakan akan terus menyuarakan isu sosial. Tapi bagaimana tips-tips dari Camero Project ketika kita melihat isu SARA atau hoaks di internet? Satu: kata Martin, perluas wawasan dan jangan mau diperalat.
“Intinya, kalau kasarnya itu jangan goblok lah. Jangan goblok dan jangan mau digoblokin sama orang yang lebih pinter. Dia yang pinter, kepentingannya buat dia. Dia yang menghasut,” ujarnya yang diiyakan oleh Andri.
Kedua: kata Andri, ingat kontrol diri. Kalau melihat postingan kontroversial, tarik nafas dulu.
“Kalau saran, mendingan hold back. Hold back dulu. Jangan keburu bereaksi tanpa mikir. Tanpa emosi sih lebih penting. Karena ketika lo lihat, ke-trigger emosi lo pasti pengen do something. Tapi ketika tahan dulu sebentar, waktu emosi lo udah turun, lo bisa mikir. Jangan bereaksi kalau emosi deh,” pungkasnya. [rt]