Calon unggul dalam Pemilu Presiden Peru, Pedro Castillo, Jumat (11/6) malam, bersiap-siap untuk meraih kemenangan meskipun perselisihan hukum atas penghitungan suara yang sangat ketat telah memicu ketegangan di negara Andes itu.
Menurut media lokal, otoritas pemilihan telah mempertimbangkan untuk mengubah aturan guna memungkinkan saingannya yang beraliran kanan, Keiko Fujimori menantang keabsahan sekitar 200.000 suara. Otoritas pemilu akhirnya menolak untuk membuat perubahan setelah tekanan kuat dari kubu Castillo.
Castillo unggul 60.000 suara dari Fujimori dengan 99,6% suara telah terhitung.
Castillo mendapatkan dukungan dari masyarakat pedesaan Peru yang lebih miskin. Castillo yang juga seorang guru sekolah dasar itu sebelumnya menyuarakan keprihatinan tentang rencana oposisi untuk membatalkan suara di daerah-daerah yang kurang terlayani di mana ia mendapat dukungan mayoritas dan menginginkan kejelasan mengenai proses tersebut dari badan pemilihan.
BACA JUGA: Peru Jadi Negara dengan Kematian Per Kapita Akibat COVID-19 Terburuk di DuniaKomentar tersebut menggarisbawahi meningkatnya ketegangan di negara kaya tembaga yang sudah panas sejak pemungutan suara hari pada Minggu. Castillo mengantongi 50,2% suara, unggul tipis dari Fujimori, yang telah membuat tuduhan-tuduhan kecurangan yang tidak berdasar.
Otoritas pemilihan negara belum mengkonfirmasi pemenang pemilu, tetapi sebagian besar pengamat dan beberapa pemimpin kiri regional, termasuk dari Argentina dan Bolivia, telah memberi selamat kepada Castillo sebagai pemenang, yang memicu protes dari pemerintah Peru.
Fujimori belum mengaku kalah dan para pendukungnya telah menyerukan protes menentang hasil tersebut. [my/ah]