Pemimpin Catalonia Didesak Batalkan Deklarasi Pemisahan dari Spanyol

Carles Puigdemont, presiden regional Catalonia memberikan pidato di depan parlemen regional di Barcelona, Selasa (10/10).

Tekanan makin kuat terhadap para pemimpin garis keras Catalonia dari orang-orang moderat dan para tokoh bisnis agar membatalkan rencana mengeluarkan deklarasi pemisahan diri dari Spanyol hari Selasa (10/10).

Carles Puigdemont, presiden regional Catalonia, dan para pemimpin garis keras lain telah berjanji akan mengumumkan kemerdekaan Catalonia setelah referendum kontroversial pekan lalu, yang dinyatakan ilegal oleh pemerintah dan mahkamah Spanyol.

Tetapi eksodus bisnis, termasuk dua bank besar Spanyol, sebuah perusahaan telekomunikasi dan sebuah grup konstruksi, serta protes besar-besaran di Barcelona oleh 350 ribu warga Catalonia yang menentang pemisahan diri, mulai dirasakan imbasnya oleh orang-orang moderat, yang cemas mengenai prospek keruntuhan ekonomi dan keresahan sipil.

Mereka menyerukan jeda dan upaya lebih banyak untuk membuka perundingan dengan pemerintah kanan-tengah Mariano Rajoy, yang ditekan partainya untuk bersikap tegas terhadap kaum garis keras. Walikota Barcelona, Ada Colau, Senin malam menyatakan tentangan terhadap deklarasi kemerdekaan Catalonia, dengan memperingatkan bahwa Spanyol menghadapi krisis kelembagaan paling serius sejak kembalinya demokrasi dengan meninggalnya Jenderal Fransisco Franco tahun 1975.

Puigdemont dijadwalkan mengungkap rencananya hari Selasa dalam pidato di depan parlemen regional – pernyataannya yang pertama di depan parlemen sejak referendum pekan lalu dimana mayoritas besar warga Catalonia menyatakan mendukung pemisahan diri.

Namun bahkan para anggota senior partai Puigdemont sendiri yang berpandangan moderat menyerukan kehati-hatian, termasuk Ramon Tremosa, seorang anggota Parlemen Eropa. Ia menyarankan agar Catalonia mengikuti strategi Slovenia ketika memisahkan diri dari Yugoslavia. Slovenia mengumumkan pemisahan diri tetapi menangguhkan pelaksanaannya menunggu hasil perundingan dengan negara-negara Yugoslavia tetangganya dan negara-negara besar Eropa.

Tetapi bergerak mendekati pemisahan diri mungkin akan memicu tanggapan dari Madrid yang sama tegasnya dengan deklarasi kemerdekaan secara langsung. Perdana Menteri Spanyol Rajoy diyakini akan menggunakan Pasal 155 konstitusi yang memungkinkan pemerintah pusat mengambil alih kontrol atas sebuah wilayah otonom, jika wilayah itu tidak memenuhi kewajiban yang digariskan konstitusi atau undang-undang lain, atau bertindak yang secara serius merugikan kepentingan umum Spanyol.

Rajoy memperingatkan ia akan menggunakan semua wewenang yang dimilikinya untuk mencegah Catalonia memisahkan diri. Dalam wawancara dengan harian El Pais ia mengatakan: “Kami akan mencegah kemerdekaan Catalonia.” [ds]