Seorang akademisi China terkemuka yang mengecam perlakuan Beijing terhadap kelompok minoritas etnik Uighur akan diadili hari Rabu (17/9) dengan tuduhan separatisme.
Ilham Tohti adalah seorang profesor ekonomi dan anggota yang vokal kelompok warga Muslim yang telah lama mengeluhkan penganiayaan di wilayah Xinjiang, China barat.
Tohti yang membantah tuduhan separatisme, menghadapi kemungkinan hukuman penjara seumur hidup jika, seperti yang diperkirakan, ia didapati bersalah oleh pengadilan di Urumqi, ibukota wilayah yang bergolak itu.
Mencerminkan sensitivitas kasus ini, wartawan asing dan beberapa diplomat Barat dicegah oleh polisi mendekati gedung pengadilan tempat Tohti diadili.
Raphael Droszewski dengan Delegasi Uni Eropa di Beijing adalah diantara orang-orang yang dilarang menghadiri sidang itu.
Ilham Tohti ditangkap bulan Januari dan kemudian dituduh mendorong terorisme dan separatisme dalam kuliah, tulisan, dan pernyataannya kepada media asing.
Para pengacaranya menyangkal bahwa Tohti pernah mendorong tindakan kekerasan dan menegaskan bahwa dia telah berulang kali menolak panggilan untuk melakukan tindakan separatisme atau kemerdekaan di Xinjiang.
Ilham Tohti ditangkap bulan Januari dan kemudian dituduh mendorong terorisme dan separatisme dalam kuliah, tulisan, dan pernyataannya kepada media asing di China.