Militer AS memperingatkan bahwa China akan melanjutkan pengembangan reaktor nuklir terapung di Laut China Selatan, untuk memperkuat klaimnya atas wilayah maritim yang disengketakan.
Para analis mengatakan, rencana membangun kapal dengan sumber tenaga nuklir bergerak akan memicu ketegangan dengan negara-negara tetangga dan berisiko terhadap lingkungan.
Laporan media China menggambarkan, platform tenaga nuklir laut sebagai pembangkit listrik kecil di dalam kapal yang akan berperan sebagai “bank tenaga” bergerak di laut, baik untuk sarana stasioner maupun kapal lainnya.
China menangguhkan rencana pembangunan reaktor nuklir terapung di Laut China Selatan. Namun komandan Komando Indo-Pasifik AS dan pejabat Departemen Luar Negeri AS bulan ini mengatakan, China masih membangun reaktor terapung untuk memasok listrik ke pulau-pulau yang disengketakan, lapor harian The Washington Post.
BACA JUGA: Penjaga Pantai Filipina akan Halangi Reklamasi China di Sabina ShoalPara pejabat AS mewaspadai rencana pembangunan pembangkit listrik tenaga nuklir terapung China, meskipun para pejabat AS mengatakan kepada harian itu, bahwa pembuatan reaktor semacam itu akan memakan waktu beberapa tahun.
Laksamana John Aquilino mengatakan, pengembangan reaktor itu akan merusak keamanan dan stabilitas kawasan. Filipina menyampaikan kekhawatiran serupa, pekan lalu.
Asisten Direktur Jenderal Dewan Keamanan Nasional Filipina, Jonathan Malaya mengatakan, China menggunakan reaktor terapungnya untuk memberi tenaga ke pangkalan militer yang dibangunnya di pulau-pulau
buatan, termasuk yang berada di zona ekonomi eksklusif Filipina. [ps/ns]