China Makin Keras Terhadap Uighur Selama Ramadan 

Warga berjalan melewati sebuah pos pemeriksaan dekat pasar terbuka di Kashgar, wilayah Xinjiang di bagian barat China, 4 November 2017. Otoritas China menggunakan penahanan di pusat-pusat indoktrinasi politik dan pengawasan untuk mengontrol wilayah Xinjiang dan minoritas Muslim etnis Uighur karena Beijing khawatir akan pengaruh ekstremisme.

Pemerintah China semakin memperketat pengawasan terhadap kelompok-kelompok minoritas di Wilayah Otonomi Uighur di Xinjiang selama Ramadan. Selain itu, pemerintah juga terus menggunakan kampanye deradikalisasi untuk menekan warga setempat, menurut para pemimpin dan pegiat HAM Uighur.

China mulai menangkapi para Muslim Uighur yang dituduh ekstremis dan menahan mereka untuk re-edukasi di kamp-kamp khusus. Sekitar 120 ribu hingga 1 juta orang suda ditahan, menurut pegiat, kelompok HAM Uighur, dan organisasi lain.

Dolkun Isa, ketua Kongres Uighur Sedunia, mengatakan kepada VOA pemerintah China belum lama ini mulai menahan lebih banyak warga Uighur, khususnya selama Ramadan.

“Mereka terus memasukkan orang-orang ke kamp konsentrasi sementara sangat sedikit orang yang dapat keluar dari sana,” kata Isa kepada VOA. “Tidak ada orang yang tahu dasar yang digunakan untuk menahan mereka. Tidak seorang pun merasa aman.”

Isa menambahkan sejak tahun lalu pemerintah China melarang Muslim menjalankan ibadah, termasuk melarang pegawai negeri berpuasa dan pergi ke masjid selama Ramadan, sementara pemerintah menyelenggarakan kompetisi minum alkohol dan makan daging babi.” [ds/vm]