Kesepakatan perdagangan antara Amerika dan China macet karena undang-undang bipartisan Amerika yang baru saja ditandatangani yang mendukung para aktivis pro-demokrasi di Hong Kong, menurut situs berita Axios.
Situs berita itu mengutip sebuah sumber yang dekat dengan tim negosiasi Presiden Amerika Donald Trump yang mengatakan bahwa pembicaraan perdagangan “sekarang terhenti” karena undang-undang itu, dan waktu diperlukan untuk memungkinkan “politik dalam negeri Presiden China Xi Jinping untuk tenang.”
China juga mengambil langkah-langkah lain untuk membalas apa yang dipandangnya sebagai dukungan Amerika bagi gerakan pro-demokrasi Hong Kong.
BACA JUGA: Polisi Hong Kong Bubarkan Demonstrasi di Tsim Tsa TsuiKementerian luar negeri China mengatakan, Senin (2/12) bahwa pihaknya akan menjatuhkan sanksi terhadap organisasi non-pemerintah yang berbasis di Amerika yang bertindak “buruk” selama berlangsung protes baru-baru ini di Hong Kong. LSM-LSM yang terkena sanksi termasuk Human Rights Watch, National Endowment for Democracy, dan Freedom House.
China, Senin (2/12) mengumumkan bahwa pihaknya “telah memutuskan untuk menunda peninjauan aplikasi untuk kapal perang Amerika untuk berlabuh di Hong Kong untuk (istirahat dan) pemulihan pada hari ini.”
BACA JUGA: Trump Tanda Tangani RUU Mendukung Demonstran Hong KongSeorang juru bicara kementerian luar negeri mengatakan, "China mendesak Amerika Serikat agar memperbaiki kesalahannya, menghentikan segala perbuatan dan tindakan tindakan campur tangan dalam urusan Hong Kong dan urusan dalam negeri China."
Dalam perkembangan lain, kantor berita Reuters melaporkan bahwa ratusan pekerja kantor di Hong Kong berkumpul pada saat istirahat makan siang mereka hari Senin (2/12), yang pertama dalam sepekan unjuk rasa makan siang untuk menunjukkan dukungan mereka bagi para politisi pro-demokrasi yang memperoleh kemenangan gemilang dalam pemilihan lokal pekan lalu. [lt/ab]