Keluarga korban mengatakan akan pergi ke Kedutaan Besar Malaysia di Beijing untuk “memprotes, mencari kebenaran dan kembalinya para anggota keluarga.”
KUALA LUMPUR —
Pemerintah China menuntut Malaysia menyerahkan data satelit yang digunakan dalam pencarian pesawat Malaysia Airlines, sementara angin dan hujan deras pada Selasa (25/3) menghambat pencarian puing-puing pesawat.
Wakil Menteri Luar Negeri China, Xie Hangsheng, meminta semua analisis data satelit yang relevan yang menunjukkan bagaimana Malaysia telah mencapai kesimpulan mengenai nasib jet tersebut.
Pengumuman dari Perdana Menteri Malaysia Najib Razak, bahwa pesawat telah jatuh di Samudera Hindia, telah memicu badai kesedihan dan kemarahan di antara keluarga 239 penumpang dan awak pesawat tersebut, dua pertiganya adalah warga China.
Pada Selasa pagi, hanya beberapa jam setelah pengumuman dari Najib, seorang anggota keluarga yang tidak teridentifikasi namanya membaca pernyataan di sebuah hotel di Beijing tempat banyak kerabat penumpang tinggal, mengecam Malaysia Airlines, pemerintah dan militer Malaysia karena “terus-menerus mencoba menunda, menyembunyikan dan menutupi kebenaran.”
Hal itu merupakan “upaya untuk menipu keluarga para penumpang dan upaya untuk menipu masyarakat dunia,” menurut pernyataan tersebut, yang kemudian diunggah di mikroblog China dengan nama “Komite Keluarga Malaysia Airlines MH370.”
Dalam pernyataan lebih lanjut, para keluarga mengatakan mereka akan pergi ke Kedutaan Besar Malaysia di Beijing untuk “memprotes, mencari kebenaran dan kembalinya para anggota keluarga.”
Para keluarga, dalam pernyataan, mengatakan mereka akan “mengambil semua langkah yang mungkin” untuk mengejar “rasa bersalah yang tak termaafkan” dari maskapai penerbangan, pemerintah dan militer Malaysia.
“Tindakan-tindakan tercela itu tidak hanya menipu dan menyiksa fisik dan mental keluarga dari 154 penumpang asal China, pada saat yang sama juga telah menyesatkan dan menunda operasi penyelamatan, membuang banyak sumber daya manusia dan sumber daya materi dan hilangnya banyak waktu berharga untuk upaya-upaya penyelamatan,” ujar salah seorang anggota keluarga.
“Jika 154 orang-orang yang kami cintai kehilangan nyawanya di atas pesawat karena hal ini, maka Malaysia Airlines, pemerintah Malaysia dan militer Malaysia adalah pembunuh sesungguhnya dari orang-orang yang kami cintai.”
Sementara itu, cuaca diharapkan membaik sehingga pencarian multinasional yang dilakukan di Perth, Australia, dapat dilanjutkan Rabu. Meski demikian, para pencari memiliki tantangan besar dalam menyisir wilayah yang sangat luas.
“Kita tidak mencari jarum di dalam tumpukan jerami, kami masih mencoba mendefinisikan di mana tumpukan jeraminya,” ujar Wakil Menteri Pertahanan Australia, Marsekal Udara Mark Binskin.
Dalam pernyataan ke Parlemen Malaysia, Perdana Menteri Najib Razak memperingatkan bahwa pencarian akan memakan waktu lama dan “kita akan menghadapi tantangan-tantangan yang tak dapat diduga dan luar biasa.” (AP)
Wakil Menteri Luar Negeri China, Xie Hangsheng, meminta semua analisis data satelit yang relevan yang menunjukkan bagaimana Malaysia telah mencapai kesimpulan mengenai nasib jet tersebut.
Pengumuman dari Perdana Menteri Malaysia Najib Razak, bahwa pesawat telah jatuh di Samudera Hindia, telah memicu badai kesedihan dan kemarahan di antara keluarga 239 penumpang dan awak pesawat tersebut, dua pertiganya adalah warga China.
Pada Selasa pagi, hanya beberapa jam setelah pengumuman dari Najib, seorang anggota keluarga yang tidak teridentifikasi namanya membaca pernyataan di sebuah hotel di Beijing tempat banyak kerabat penumpang tinggal, mengecam Malaysia Airlines, pemerintah dan militer Malaysia karena “terus-menerus mencoba menunda, menyembunyikan dan menutupi kebenaran.”
Hal itu merupakan “upaya untuk menipu keluarga para penumpang dan upaya untuk menipu masyarakat dunia,” menurut pernyataan tersebut, yang kemudian diunggah di mikroblog China dengan nama “Komite Keluarga Malaysia Airlines MH370.”
Dalam pernyataan lebih lanjut, para keluarga mengatakan mereka akan pergi ke Kedutaan Besar Malaysia di Beijing untuk “memprotes, mencari kebenaran dan kembalinya para anggota keluarga.”
Para keluarga, dalam pernyataan, mengatakan mereka akan “mengambil semua langkah yang mungkin” untuk mengejar “rasa bersalah yang tak termaafkan” dari maskapai penerbangan, pemerintah dan militer Malaysia.
“Tindakan-tindakan tercela itu tidak hanya menipu dan menyiksa fisik dan mental keluarga dari 154 penumpang asal China, pada saat yang sama juga telah menyesatkan dan menunda operasi penyelamatan, membuang banyak sumber daya manusia dan sumber daya materi dan hilangnya banyak waktu berharga untuk upaya-upaya penyelamatan,” ujar salah seorang anggota keluarga.
“Jika 154 orang-orang yang kami cintai kehilangan nyawanya di atas pesawat karena hal ini, maka Malaysia Airlines, pemerintah Malaysia dan militer Malaysia adalah pembunuh sesungguhnya dari orang-orang yang kami cintai.”
Sementara itu, cuaca diharapkan membaik sehingga pencarian multinasional yang dilakukan di Perth, Australia, dapat dilanjutkan Rabu. Meski demikian, para pencari memiliki tantangan besar dalam menyisir wilayah yang sangat luas.
“Kita tidak mencari jarum di dalam tumpukan jerami, kami masih mencoba mendefinisikan di mana tumpukan jeraminya,” ujar Wakil Menteri Pertahanan Australia, Marsekal Udara Mark Binskin.
Dalam pernyataan ke Parlemen Malaysia, Perdana Menteri Najib Razak memperingatkan bahwa pencarian akan memakan waktu lama dan “kita akan menghadapi tantangan-tantangan yang tak dapat diduga dan luar biasa.” (AP)