Pemerintah China hari Rabu (30/10) mengatakan bahwa teroris bertanggung jawab atas serangan di Lapangan Tiananmen di Beijing hari Senin yang menewaskan lima orang dan mencederai 40 lainnya.
BEIJING, CHINA —
Pihak berwenang China mengatakan tiga dari lima korban tewas di dalam mobil berasal dari keluarga yang sama. Berdasarkan nama-namanya, agaknya Usmen Hassan, isteri dan ibunya adalah anggota kelompok etnis minoritas Uighur dari provinsi Xinjiang.
Pihak berwenang mengatakan lima tersangka yang diburu karena diduga terlibat insiden tersebut, telah ditahan. Berdasarkan nama-namanya, mereka tampaknya berasal dari wilayah terpencil di Xinjiang.
Para pejabat mengatakan polisi Beijing dan Xinjiang bekerja sama dalam menangkap kelimanya. Pihak berwenang menambahkan serangan itu telah direncanakan dengan matang. Meskipun pada umumnya tidak berkomentar tentang insiden itu sejak Senin, media pemerintah China dengan cepat merilis informasi hari Rabu dan mengecam mereka yang berada di balik serangan itu.
Penyiar itu mengutip juru bicara Biro Keamanan Umum Beijing yang mengatakan bahwa tiga tersangka membakar mobil Jeep yang mereka tumpangi setelah menerobos barikade dan memasuki Jembatan Jinshui dekat pintu masuk Kota Terlarang. Ketiganya tewas di tempat kejadian.
Polisi mengatakan mereka menemukan bensin, dua pisau, tongkat-tongkat baja dan sebuah bendera bertuliskan nuansa agama yang ekstrim di dalam Jeep itu. China sering menuduh kaum Uighur dari Xinjiang melakukan serangan teroris, namun kelompok-kelompok di pengasingan berpendapat bukti yang dirilis dalam banyak hal seringkali minim dan dibesar-besarkan.
Mereka mengatakan ini memungkinkan pihak berwenang terus menerapkan kebijakan yang dianggap kelompok minoritas Muslim terlalu membatasi kegiatan budaya dan agama mereka. Masih belum jelas apakah tersangka lainnya masih dicari sehubungan dengan insiden hari Senin (28/10) itu.
Sebelumnya, pihak berwenang menyisir berbagai hotel di Beijing untuk mencari delapan tersangka dari Xinjiang.
Para pegawai hotel di ibukota China mengatakan mereka telah diberitahu tentang daftar delapan nama dan nomor identitas mereka yang dicari. Sebagian besar nama dan nomor dalam daftar itu adalah orang-orang etnis Uighur dari provinsi Xinjiang yang bergolak, di China barat laut. Namun, para pegawai hotel mengatakan, salah satu nama yang muncul dalam daftar itu tampaknya berasal dari etnis Han.
Pihak berwenang mengatakan lima tersangka yang diburu karena diduga terlibat insiden tersebut, telah ditahan. Berdasarkan nama-namanya, mereka tampaknya berasal dari wilayah terpencil di Xinjiang.
Para pejabat mengatakan polisi Beijing dan Xinjiang bekerja sama dalam menangkap kelimanya. Pihak berwenang menambahkan serangan itu telah direncanakan dengan matang. Meskipun pada umumnya tidak berkomentar tentang insiden itu sejak Senin, media pemerintah China dengan cepat merilis informasi hari Rabu dan mengecam mereka yang berada di balik serangan itu.
Penyiar itu mengutip juru bicara Biro Keamanan Umum Beijing yang mengatakan bahwa tiga tersangka membakar mobil Jeep yang mereka tumpangi setelah menerobos barikade dan memasuki Jembatan Jinshui dekat pintu masuk Kota Terlarang. Ketiganya tewas di tempat kejadian.
Polisi mengatakan mereka menemukan bensin, dua pisau, tongkat-tongkat baja dan sebuah bendera bertuliskan nuansa agama yang ekstrim di dalam Jeep itu. China sering menuduh kaum Uighur dari Xinjiang melakukan serangan teroris, namun kelompok-kelompok di pengasingan berpendapat bukti yang dirilis dalam banyak hal seringkali minim dan dibesar-besarkan.
Mereka mengatakan ini memungkinkan pihak berwenang terus menerapkan kebijakan yang dianggap kelompok minoritas Muslim terlalu membatasi kegiatan budaya dan agama mereka. Masih belum jelas apakah tersangka lainnya masih dicari sehubungan dengan insiden hari Senin (28/10) itu.
Sebelumnya, pihak berwenang menyisir berbagai hotel di Beijing untuk mencari delapan tersangka dari Xinjiang.
Para pegawai hotel di ibukota China mengatakan mereka telah diberitahu tentang daftar delapan nama dan nomor identitas mereka yang dicari. Sebagian besar nama dan nomor dalam daftar itu adalah orang-orang etnis Uighur dari provinsi Xinjiang yang bergolak, di China barat laut. Namun, para pegawai hotel mengatakan, salah satu nama yang muncul dalam daftar itu tampaknya berasal dari etnis Han.