Pencarian pesawat Malaysia Airlines MH370 akan dihentikan selama 24 jam dan akan dilanjutkan kembali hari Rabu (26/3), jika kondisi cuaca membaik.
Cuaca buruk memaksa penghentian pencarian pesawat penumpang Malaysia yang hilang, yang sekarang telah diyakini pihak berwenang jatuh di bagian selatan Samudera Hindia.
Otoritas Keselamatan Maritim Australia mengatakan ombak yang tinggi, angin kuat dan kabut tebal menghalangi pesawat terbang dan kapal melakukan pencarian di daerah itu, 1.500 kilometer sebelah barat Perth.
Pencarian itu akan dihentikan selama 24 jam dan akan dilanjutkan kembali hari Rabu (26/3), jika kondisi cuaca membaik.
Senin malam (24/3), Perdana Menteri Malaysia Najib Razak mengatakan analisa baru data satelit menunjukkan pesawat itu “berakhir” di daerah terpencil, jauh dari darat atau lapangan terbang.
Perdana Menteri tersebut tidak memberi lokasi yang jelas kejatuhan pesawat dan tidak ada puing pesawat yang telah ditemukan, walaupun foto-foto satelit dan pesawat pengintai telah melihat kemungkinan puing-puing.
Pihak berwenang Malaysia tidak memberi banyak keterangan lain dalam jumpa pers Selasa (25/3), yang membuat keluarga korban yang hilang semakin marah. Sebagian dari mereka bahkan melakukan protes di Beijing.
Pimpinan perusahaan Malaysian Airlines, Ahmad Jauhari Yahya, mengakui dengan mengatakan “kami tidak tahu mengapa dan bagaimana” tragedi ini terjadi. Tetapi, ia mengatakan tidak ada indikasi ada yang selamat dalam peristiwa ini.
Pihak berwenang Malaysia tidak memberikan lokasi yang jelas jatuhnya pesawat tersebut dan tidak ada puing pesawat yang telah ditemukan, walaupun foto-foto satelit dan pesawat pengintai telah melihat kemungkinan adanya puing-puing.
Menteri Pertahanan Australia David Johnston mengatakan analisa Malaysia itu merupakan “informasi yang terbaik kita miliki sekarang ini.” Tetapi, ia mengingatkan penerbangan itu masih tetap “misterius dan sebelum kita memperoleh dan mengidentifikasi secara positif satu puing, semuanya boleh dikatakan spekulasi.”
Otoritas Keselamatan Maritim Australia mengatakan ombak yang tinggi, angin kuat dan kabut tebal menghalangi pesawat terbang dan kapal melakukan pencarian di daerah itu, 1.500 kilometer sebelah barat Perth.
Pencarian itu akan dihentikan selama 24 jam dan akan dilanjutkan kembali hari Rabu (26/3), jika kondisi cuaca membaik.
Senin malam (24/3), Perdana Menteri Malaysia Najib Razak mengatakan analisa baru data satelit menunjukkan pesawat itu “berakhir” di daerah terpencil, jauh dari darat atau lapangan terbang.
Perdana Menteri tersebut tidak memberi lokasi yang jelas kejatuhan pesawat dan tidak ada puing pesawat yang telah ditemukan, walaupun foto-foto satelit dan pesawat pengintai telah melihat kemungkinan puing-puing.
Pihak berwenang Malaysia tidak memberi banyak keterangan lain dalam jumpa pers Selasa (25/3), yang membuat keluarga korban yang hilang semakin marah. Sebagian dari mereka bahkan melakukan protes di Beijing.
Pimpinan perusahaan Malaysian Airlines, Ahmad Jauhari Yahya, mengakui dengan mengatakan “kami tidak tahu mengapa dan bagaimana” tragedi ini terjadi. Tetapi, ia mengatakan tidak ada indikasi ada yang selamat dalam peristiwa ini.
Pihak berwenang Malaysia tidak memberikan lokasi yang jelas jatuhnya pesawat tersebut dan tidak ada puing pesawat yang telah ditemukan, walaupun foto-foto satelit dan pesawat pengintai telah melihat kemungkinan adanya puing-puing.
Menteri Pertahanan Australia David Johnston mengatakan analisa Malaysia itu merupakan “informasi yang terbaik kita miliki sekarang ini.” Tetapi, ia mengingatkan penerbangan itu masih tetap “misterius dan sebelum kita memperoleh dan mengidentifikasi secara positif satu puing, semuanya boleh dikatakan spekulasi.”