Dampak Kredit Pajak: Lebih Sedikit Anak AS Hadapi Kelaparan

Para anggota Kongres AS dari partai Demokrat saat membahas pemberian kredit pajak bagi anak-anak di Gedung Capitoll, Washington DC (foto: dok).

Pembayaran subsidi kredit pajak untuk anak yang didorong oleh Presiden Biden untuk meringankan kesulitan di tengah pandemi, berdampak langsung dalam mengurangi jumlah anak yang menghadapi kelaparan, menurut data pemerintah AS.

Departemen Keuangan, Jumat (13/8) mengumumkan putaran kedua pembayaran yang lebih dari $15 miliar dibayarkan kepada sejumlah keluarga dengan jumlah anak sekitar 61 juta yang memenuhi syarat. Angka itu 1,6 juta lebih banyak dari bulan lalu.

Menurut survei dorongan rumah tangga Biro Sensus yang dirilis minggu ini, orang tua melaporkan kesulitan menutupi biaya makanan dan pengeluaran rumah tangga lainnya setelah menerima pembayaran pertama itu pada pertengahan Juli 2021.

BACA JUGA: Demokrat AS Paparkan Rencana Perlindungan Sosial Besar-Besaran

Keluarga yang berbagi melaporkan mereka yang kadang-kadang atau sering tidak cukup makan dalam seminggu terakhir mengalami penurunan ke level terendah sejak pandemi dimulai, turun tiga persen menjadi hanya 8,4 persen, menurut laporan tersebut.

Pandemi COVID-19 memaksa sejumlah bisnis tutup dan menyebabkan gelombang kehilangan pekerjaan, sementara banyak yang telah pulih, jutaan orang masih tetap menganggur atau setengah menganggur.

Pembayaran itu merupakan bagian dari paket stimulus Biden senilai $1,9 triliun yang disetujui akhir Maret lalu. Itu memperluas kredit pajak anak dan bergeser untuk mendistribusikan setengah dana setiap bulan hingga Desember dibanding pembayaran tunggal yang hanya satu kali.

Keluarga yang memenuhi syarat menerima hingga $300 per bulan untuk setiap anak di bawah usia enam tahun dan sekitar $250 per bulan bagi anak berusia enam hingga 17 tahun.

Pembayaran itu "membantu keluarga mendapatkan makanan dan memenuhi kebutuhan generasi berikutnya," kata Deputi Menteri Wally Adeyemo dalam sebuah pernyataan.

Departemen Keuangan menambah jangkauan kepada masyarakat melalui jaringan telekomunikasi ponsel dengan berbagai bahasa untuk memastikan lebih banyak keluarga memiliki akses ke jaminan sosial.

Laporan Sensus mencatat sekitar 35 juta keluarga menerima pembayaran pertama. Bahkan dengan bantuan, data menunjukkan ketidaksetaraan masih ada. Keluarga berkulit hitam bersama anak melaporkan tingkat kerawanan pangan yang jauh lebih tinggi daripada keluarga berkulit putih. [mg/pp]