Demo Memprotes Penembakan Pesawat Ukraina Berlanjut di Iran

Warga dan kerabat korban kecelakaan pesawat Ukraina berkumpul untuk menunjukkan simpati mereka, di Teheran, 11 Januari 2020. (Foto: Reuters)

Berbagai demonstrasi anti-pemerintah kembali pecah di Iran pada Minggu (12/1/2020) malam. Ini adalah hari kedua demonstrasi memprotes tindakan militer Iran yang awalnya membantah, tetapi kemudian mengaku tidak sengaja menembak jatuh sebuah pesawat penumpang Ukraina.

Seluruh penumpang dan awak pesawat itu yang berjumlah 176 orang, tewas.

"Mereka berbohong dengan mengatakan musuh kami adalah Amerika, musuh kami ada disini," teriak salah seorang pengunjuk rasa di luar sebuah universitas di Teheran.

Video-video memperlihatkan para demonstran di lokasi-lokasi lain di ibu kota dan di kota-kota lain di Iran.

Polisi berpakaian serba hitam, mengenakan helm pelindung, berkumpul dalam jumlah besar di Lapangan Azadi di sebelah selatan pusat kota dan di tempat-tempat penting lain. Polisi dilengkapi dengan meriam air dan pentungan dan menenteng senapan paintball, kemungkinan untuk menandai para demonstran supaya dikenali pihak berwenang. Tetapi belum ada laporan mengenai adanya penindakan keras terhadap para demonstran.

Dalam pernyataan emosional di parlemen, kepala Garda Revolusioner meminta maaf atas serangan rudal yang menjatuhkan jet Ukraine International Airlines itu. Dia berkeras itu adalah kesalahan tragis.

"Saya bersumpah kepada Allah bahwa saya berharap ada di pesawat itu dan jatuh bersama mereka dan terbakar, dan tidak menyaksikan insiden tragis ini," kata Jenderal Hossein Salami. "Saya belum pernah merasa malu seperti ini sepanjang hidup saya. Tidak pernah."

Pesawat itu jatuh pada Rabu (8/1/2020), tetapi Iran baru mengakui tak sengaja menembak jatuh pesawat itu pada Sabtu (11/1/2020). [vm/ft]