Demonstran Irak Terus Lancarkan Protes, Bentrokan Meningkat

Demonstrasi anti pemerintah terus berlangsung di Baghdad, Irak Selasa (28/1).

Sejak ulama Syiah Irak Muqtada el-Sadr menarik dukungannya bagi protes anti-pemerintah pekan lalu, pasukan keamanan dan demonstran bentrok setiap hari di Irak selatan. Bentrokan-bentrokan itu merupakan peningkatan ketegangan terbaru dalam rentetan protes atas kemiskinan, pengangguran, korupsi dan campur tangan asing yang berlangsung sejak Oktober dan telah menewaskan sedikitnya 600 orang. Bertambahnya jumlah korban tewas membuat demonstran semakin bertekad untuk melakukan penentangan.

Meskipun ada upaya baru untuk membungkam protes anti-pemerintah, api membakar Baghdad dan kota-kota lain di Irak selatan. Mereka menandai batas antara blok yang dikuasai demonstran, dan blok yang dikuasai pasukan pemerintah.

Sejak Jumat malam, ketika ulama Syiah Irak terkemuka Muqtada el-Sadr menarik dukungannya bagi protes, bentrokan meningkat, dan setidaknya 12 orang lagi tewas.

“Kami berada di sini sejak 1 Oktober untuk menunjukkan bahwa negara ini untuk semua warga Irak. Anda bisa mendengar peluru berdesingan. Kami akan tetap di sini sampai kami mendapatkan hak kami dan mengusir para koruptur yang merusak negara ini," kata Mustafa, seorang demonstran.

Walaupun protes terus menarik dukungan rakyat, hanya para pemuda dan remaja putra yang biasanya bentrok dengan pasukan keamanan dan milisi. Sebagian dari mereka nekat.

Emad Jasim mengatakan, “Para korban adalah remaja yang melihat negara mereka tanpa masa depan. Tidak ada pemerintahan, pekerjaan, pendidikan, perawatan kesehatan dan tidak ada layanan. Dalam sejarah, kami tidak pernah melihat kekejaman yang brutal dan pemerintahan yang bodoh, memerintah Irak seperti ini."

Diplomat-diplomat dari 16 negara - dalam pernyataan hari Senin - mengutuk kekerasan terhadap demonstran, yang mereka katakan juga menghadapi intimidasi dan penculikan.(ka/jm)