Sehari setelah demonstrasi anti-pemerintah berhasil mencopot pemimpin Mesir Hosni Mubarak dari kekuasaan, kini rakyat Aljazair berdemonstrasi menuntut agar Presiden Abdulaziz Bouteflika meletakkan jabatan.
Demonstran meneriakkan, “Tolak pemerintahan otoriter!” dan “Bouteflika turun!” Media melaporkan ribuan demonstran turun ke jalan, tetapi jumlah polisi anti-huru hara lebih banyak.
Demonstrasi juga terjadi di kota-kota lain, termasuk Oran di wilayah Laut Tengah, menentang pemerintah.
Di Aljiers, demonstran bentrok dengan polisi anti-huru hara. Wartawan melaporkan penangkapan-penangkapan di tempat kejadian.
Seorang demonstran mengatakan kepada radio France-Info ia takut, tetapi ia tetap ikut berdemonstrasi, supaya ia dan anak-anaknya dapat hidup bebas. Kekuasaan Bouteflika tidak akan runtuh seketika, ujarnya, tetapi pada akhirnya ia pasti akan jatuh.
Demonstrasi hari Sabtu diorganisir oleh organisasi payung yang baru, Koalisi Nasional untuk Perubahan dan Demokrasi. Tetapi, mereka tidak didukung oleh serikat dagang utama Aljazair atau kelompok-kelompok Islam yang terlarang.
Penyebab demonstrasi yang terjadi di Tunisia dan Mesir juga nampak dalam demonstrasi di Aljazair – tingkat pengangguran tinggi, kesenjangan yang terlalu lebar antara kaya dan miskin, dan populasi kelompok muda yang besar.
Pada bulan Januari kerusuhan yang dipicu oleh lonjakan harga dan pengangguran menewaskan sedikitnya lima orang dan mencederai ratusan lainnya.
Sedikitnya empat warga Aljazair juga tewas akibat tindak bunuh diri di hadapan publik, nampaknya terdorong oleh tindakan serupa di Tunisia yang memicu demonstrasi yang akhirnya menggulingkan pemerintahan Tunisia.