Kandidat Oposisi Belarusia Tsikhanouskaya Melarikan Diri ke Lithuania

Polisi menggunakan pentungan pada pengunjuk rasa selama protes massal setelah pemilihan presiden di Minsk, Belarus, Senin, 10 Agustus 2020.

Kandidat oposisi Belarusia Sviatlana Tsikhanouskaya Selasa mengatakan ia telah melarikan diri ke negara tetangga, Lithuania, setelah terjadi bentrokan antara pengunjuk rasa dan polisi pada malam kedua demonstrasi pascapemilu di Belarusia.

Tsikhanouskaya, yang menolak hasil resmi yang menunjukkan kekalahannya dari Presiden Alexander Lukashenko yang telah lama berkuasa, mengatakan, meninggalkan Belarusia merupakan “keputusan sulit,” tetapi ia melakukannya demi anak-anaknya.

“Saya tahu banyak yang akan memahami saya, banyak yang akan menilai buruk saya, dan banyak yang akan mulai membenci saya,” kata Tsikhanouskaya. “Tetapi semoga tidak seorang pun menghadapi pilihan seperti yang saya miliki.”

Sebelumnya, Menteri Luar Negeri Lithuania Linas Linkevicius mencuit bahwa Tsikhanouskaya berada di negaranya dan dalam keadaan selamat.

"Svetlana Tsikhanovskaya aman. Ia berada di Lithuania,” cuit Linas Linkevicius.

Linkevicius sebelumnya menyatakan khawatir akan keselamatan Tsikhanouskaya, dengan mengatakan ia tidak dapat menghubungi Tsikhanouskaya setelah berusaha berjam-jam dan bahwa keberadaannya “tidak diketahui bahkan oleh stafnya sendiri.”

Tsikhanouskaya bersembunyi sebelum pemilu hari Minggu, setelah polisi menahan dua staf senior dan tujuh anggota tim suksesnya. Ia muncul kembali untuk memberikan suara.

BACA JUGA: Presiden Belarus Menangi Masa Jabatan ke-6

Presiden Alexander Lukashenko, yang telah berkuasa selama 26 tahun, dinyatakan sebagai pemenang pemilu. Pada hari Senin ia mengatakan bahwa para demonstran oposisi akan menghadapi penindakan keras. Ia menyebut mereka sebagai domba yang dimanipulasi oleh tuan-tuan asing. “Ikuti hukum maka semua percakapan mengenai penindasan lenyap,” katanya.

Video mengenai bentrokan memperlihatkan para demonstran dipukuli polisi dengan pentungan pada Senin malam. Polisi juga menggunakan granat kejut, gas air mata dan meriam air.

BACA JUGA: Polisi Tindak Keras Demonstran Pascapemilu di Belarusia

Polisi, Senin (10/8) menyatakan bahwa seorang demonstran tewas di ibu kota, Minsk, sewaktu ia berusaha melempar bahan peledak yang meledak di tangannya.

Organisasi-organisasi HAM menyebutkan seorang demonstran tewas setelah ditabrak truk polisi, pernyataan yang dibantah pihak berwenang. Organisasi-organisasi HAM juga menyatakan puluhan orang cedera dalam penindakan keras oleh polisi. Ratusan demonstran telah ditangkap.

Foto-foto dan video mengenai protes itu beredar daring, meskipun penutupan internet yang meluas telah membatasi akses ke media sosial.

Komisi Pemilihan Pusat Belarusia, Senin (10/8) menyatakan bahwa setelah semua kertas suara dihitung, Lukashenko meraih 80.23 persen suara, dan calon utama oposisi Sviatlana Tsikhanouskaya 9.9 persen. [uh/ab]