Depkeh AS dan Apple Masih Belum Capai Kata Sepakat

Direktur FBI Jame Comey bersaksi di Capitol Hill

Pembahasan untuk membuka akses ke perangkat teroris di San Bernardino, California terus berlanjut dalam sidang dengar di Kongres. Baik Departemen Kehakiman AS maupun Apple bersikukuh dengan masing-masing pendiriannya.

Federal Bureau of Investigation (FBI) atau “Biro Investigasi Federal” meminta Apple untuk membuat perangkat lunak yang akan membantu mereka mengakses iPhone yang digunakan oleh Syed Rizwan Farook. Farook dan istrinya membunuh 14 orang dan melukai 22 lainnya dalam penembakan massal Desember lalu.

Direktur FBI James Comey mengatakan kepada Komisi Kehakiman DPR bahwa FBI membutuhkan akses lebih besar terhadap komunikasi digital untuk membuat Amerika aman dari penculik anak, predator seks dan kelompok-kelompok teroris seperti ISIS.

Kepada para anggota kongres dalam kesempatan itu James Comey mengatakan:

“Tidak ada iblis dalam perdebatan ini. Perusahaan tidak jahat. Pemerintah tidak jahat. Ada banyak sekali orang baik yang melihat dunia melalui lensa yang berbeda, yang menurut saya peduli dengan berbagai hal – semuaya peduli dengan hal yang sama. Perusahaan-perusahaan peduli dengan keselamatan publik. FBI peduli dengan inovasi dan privasi. Kami mengabdikan hidup kami untuk berusaha mencegah orang-orang yang ingin mencuri inovasi kita, rahasia kita, dan meretas perangkat kita. Kita peduli dengan hal yang sama, yang seharusnya membuat masalah ini lebih mudah untuk diatasi,” ujar James Comey.

Bruce Sewell, pengacara utama Apple, mengatakan kepada komisi itu bahwa walaupun perusahaan yang diwakilinya tidak bersimpati dengan teroris, pemerintah Amerika meminta Apple untuk membuat “pintu belakang” yang akan mengancam privasi semua pengguna smartphone.

“Peretas dan penjahat dunia maya bisa menggunakan ini untuk melampiaskan malapetaka terhadap privasi dan keselamatan kita. Ini akan menjadi preseden berbahaya sehubungan intrusi pemerintah terhadap privasi dan keamanan warganya. Ratusan juta orang yang patuh hukum mempercayai produk Apple yang menyimpan data paling rinci dan pribadi tentang kehidupan sehari-hari mereka: foto, percakapan pribadi, data kesehatan, rekening keuangan, dan informasi tentang lokasi pengguna dan lokasi anggota keluarga teman-teman mereka,” ujar Bruce Sewell.

FBI ingin mengecek telepon Farook untuk mengetahui apakah dia telah melakukan kontak dengan orang lain terkait serangan itu. Dia dan istrinya yang lahir di Pakistan, Tashfeen Malik, tewas beberapa jam kemudian dalam tembak-menembak dengan polisi.

Seorang hakim pengadilan negeri di California memerintahkan Apple untuk mematuhi permintaan itu, tapi hasilnya belum diketahui karena masih menunggu keputusan pengadilan banding yang diajukan oleh perusahaan itu.

Jika perintah hakim di California itu didukung oleh pengadilan banding, aparat penegak hukum Amerika mengatakan akan meminta perusahaan untuk membuka perangkat Apple lainnya yang terkait dengan investigasi kriminal.

Sesi dengar keterangan di depan Komisi Kehakiman DPR itu dilakukan setelah Apple memenangkan kasus yang mirip dengan kasus Farook itu hari Senin.

Survei di Amerika menunjukkan bahwa mayoritas orang Amerika mendukung posisi pemerintah dalam sengketa ini. [lt/jm]