Departemen Luar Negeri Amerika mengatakan Rusia telah berusaha memblokir pengawas internasional untuk menyelidiki dugaan serangan senjata kimia di Suriah “dengan membuatnya semakin rumit” bagi para spesialis senjata kimia untuk melakukan tugas mereka.
Para peneliti dari Organisasi Pelarangan Senjata Kimia (OPCW) tiba di Suriah hari Sabtu (14/4), tetapi sejauh ini belum dapat memulai pekerjaan mereka di Douma.
Baca juga: Pemeriksa Senjata Kimia Siap Kumpulkan Sampel di Douma, Suriah
Seorang pejabat Rusia mengatakan tim OPCW dijadwalkan untuk mengunjungi daerah di timur ibukota Suriah itu pada hari Rabu.
Rusia menyalahkan penundaan itu pada serangan udara Sabtu lalu oleh Amerika Serikat, Perancis dan Inggris terhadap tiga fasilitas senjata kimia Suriah. Wakil Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Ryabkov juga mengatakan misi itu tidak diizinkan masuk ke Douma karena belum mendapat persetujuan dari Departemen Keselamatan dan Keamanan PBB.
Namun, para pejabat PBB di New York membantah klaim tersebut.
Juru bicara PBB Stephane Dujarric mengatakan bahwa Perserikatan Bangsa-Bangsa telah memberikan izin yang diperlukan bagi tim OPCW untuk melakukan tugas mereka di Douma. Dia menambahkan bahwa Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres sangat mendukung penyelidikan itu.
Utusan Amerika untuk OPCW, Ken Ward, hari Senin (16/4) mengatakan bahwa sepengetahuannya Rusia telah mengunjungi TKP dan dia mengemukakan kekhawatiran akan terjadinya gangguan terhadap olah TKP sebelum OPCW melakukan misi pencarian fakta.
Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov membantah tuduhan itu, dan mengatakan kepada BBC bahwa dia menjamin Rusia “tidak mengubah kondisi TKP.” [lt]