Dewan Keamanan PBB Serukan Aksi Melawan ISIS

Tentara Perancis berjaga di St. Denis, wwilayah suburban di luar Paris (18/11). (AP/Francois Mori)

Resolusi secara aklamasi meminta negara-negara anggota PBB "mengambil semua langkah yang diperlukan" untuk mencegah dan menekan aksi teroris oleh ISIS.

Seminggu setelah serangan Paris yang mematikan, Dewan Keamanan PBB hari Jumat (20/11) menyerukan agar seluruh dunia "menggandakan dan mengkoordinasikan dukungan mereka" untuk menarget para pejuang Negara Islam (ISIS) di wilayah Suriah dan Irak.

Resolusi secara aklamasi menyerukan negara-negara anggota "agar mengambil semua langkah yang diperlukan" sesuai dengan Piagam PBB dan hukum internasional "untuk mencegah dan menekan" aksi teroris oleh kelompok yang dikenal sebagai ISIS, sebagaimana jaringan al-Nusra dan al-Qaida.

Rancangan resolusi yang disusun oleh Perancis dan disetujui segera oleh dewan 15 negara, juga dengan "tegas mengutuk" serangan ISIS baru-baru ini di Beirut, Paris, Ankara dan Sousseota kota pantai Tunisia, dan jatuhnya sebuah pesawat jet penumpang Rusia di wilayah Sinai, Mesir.

"Da'esh pada hari itu menghantam bukan hanya Perancis dan rakyat Perancis," kata Duta Besar Perancis Francois Delattre di hadapan anggota Dewan saat berbicara tentang serangan Paris dan menggunakan istilah bahasa Arab untuk ISIS. "Kelompok itu ingin menjangkau target di luar itu, seluruh dunia, di kota kosmopolitan Paris ini."​

Ia mencatat bahwa warga 24 negara telah dikukuhkan ada di antara 130 korban yang tewas dalam serangkaian serangan Jumat lalu di restoran-restoran, sebuah gedung konser dan di luar stadion sepakbola.

Delattre mengatakan resolusi dewan memberikan kerangka hukum dan politik untuk mengejar ISIS di Suriah dan Irak.

Upacaya Pencarian Pelaku Serangan

"Kita juga harus memutuskan pendanaan, pasukan bersenjata, perekrutan dan jenis dukungan lainnya untuk ISIS dan al-Nusra," kata Duta Besar AS Michele Sison.

Rusia telah menawarkan hadiah US$50 juta untuk informasi mengenai teroris yang menjatuhkan pesawat jet yang penuh dengan warga Rusia yang sedang liburan di atas wilayah Sinai pada tanggal 31 Oktober, dan menewaskan 224 orang di dalamnya.

"Para dalang dan pelaku kejahatan berdarah ini harus diberi hukuman yang seberat-beratnya," kata Duta Besar Rusia Vitaly Churkin. "Kami siap untuk bekerjasama dengan negara-negara lain untuk tujuan ini."

Churkin mengatakan ia masih akan mengejar resolusi yang dirancang Rusia untuk membentuk sebuah koalisi internasional untuk melawan terorisme.

Rancangan tersebut sebelumnya belum mendapat dukungan dengan jumlah suara yang cukup di dalam dewan dan beberapa diplomat mengatakan rancangan tersebut belum cukup untuk menghapus kekhawatiran mereka. Tetapi dalam semangat suara bulat hari Jumat, para diplomat menyatakan kesediaannya untuk bekerja dengan Rusia pada rancangan yang diusulkan. [eis/hd]