DHS: 260 Ribu Warga Salvador di AS akan Kehilangan Status

Para warga Salvador dan anggota keluarganya , melakukan unjuk rasa menuntut perpanjangan Temporary Protected Status (TPS) di Los Angeles, California, Senin (8/1).

Departemen Keamanan Dalam Negeri Amerika atau DHS telah mengumumkan bahwa lebih dari 260.000 warga Salvador yang tinggal di Amerika akan kehilangan Status Perlindungan Sementara atau Temporary Protected Status (TPS).

DHS memutuskan bahwa keadaan di El Salvador telah cukup baik bagi mereka untuk pulang, meskipun mereka telah tinggal di Amerika selama 16 tahun, seperti Jose Hercules yang kini berusia 31 tahun.

Ketika berusia 15 tahun pada tahun 2001, José Hercules memulai perjalanannya ke Amerika, dengan hanya satu tujuan.

"Tujuannya adalah bekerja. Saya bahkan tidak berpikir untuk belajar ... hanya bekerja," tuturnya.

Hercules tiba sendiri dan tidak memiliki surat-surat resmi. Setelah melakukan beberapa pekerjaan tidak tetap, dia menemukan pekerjaan yang disukainya, berkebun. Ia mendapat izin kerja melalui TPS, dan berhasil menaiki tangga ekonomi. Sekarang, dia memiliki bisnis sendiri, termasuk mempunyai dua pegawai tetap, yang memungkinkannya menghidupi istrinya, seorang perempuan Amerika asal El Salvador, dan dua anak laki-laki kelahiran Amerika, berusia 12 tahun dan 3 tahun.

Tetapi, program yang memungkinkannya dan lebih dari 260.000 warga negara Salvador tinggal dan bekerja secara legal di Amerika sejak tahun 2001 akan berakhir pada bulan September 2019, menurut pengumuman pemerintahan Trump. Hercules memahami risiko yang dihadapinya, kalau terpaksa harus kembali ke negara asalnya.

"Di negara kami, banyak kejahatan. Semuanya sulit, orang tidak bisa hidup dengan baik seperti di sini, atau dengan damai. Yang paling penting, di sini ada pekerjaan, bisa bekerja dan memberikan kehidupan yang lebih baik untuk keluarga saya," imbuhnya.

Dia memperkirakan, harus membayar biaya sekitar 7.000 dolar Amerika untuk memperoleh izin kerja, kalau izin kerjanya yang sekarang dicabut. Tetapi, keluarga ini tabah.

Pada bulan Mei, pada waktu status pemegang TPS dari Haiti tidak menentu, Menteri Keamanan Dalam Negeri Amerika pada waktu itu John Kelly menekankan bahwa program tersebut tidak dimaksudkan untuk "waktu yang tidak terbatas."

Tetapi Menteri Luar Negeri El Salvador, Hugo Martinez, mempunyai rencana cadangan, untuk diterapkan sebelum TPS dengan resmi berakhir.

"Dengan tenggat waktu itu, ada ruang kesempatan untuk melobi secara terus menerus, untuk mendukung warga yang memiliki status perlindungan sementara atau TPS itu," harap Martinez.

Tetapi untuk keluarga seperti Hercules, upaya diplomasi ini tampaknya tidak akan meyakinkan. [sp/ii]