Sikap eksekutif top China terbagi terkait investasi mereka di Amerika Serikat menjelang dilantiknya Presiden AS terpilih Donald Trump. Opini yang disuarakan beraneka ragam, ada yang manis dan ada pula yang keras.
Beberapa lebih ingin berkolaborasi dengan pemerintahan Amerika yang baru, sementara pemimpin bisnis lainnya menghendaki pembalasan seandainya presiden baru ini mengambil langkah yang merugikan terhadap kepentingan China.
CEO pertama yang bersikap adalah Wang Jian-lin, pengusaha China terkaya dan pemilik waralaba bioskop di Amerika, AMC Theaters. Wang telah mengancam akan menarik investasinya di Amerika senilai US$10 milyar seandainya Washington memberlakukan pembatasan terhadap bisnis China. Media pemerintah China juga menganjurkan tindakan tegas seandainya Washington merugikan bisnis dan kepentingan politik China.
Pebisnis China lainnya, produsen kaca mobil, Cao Dewang, punya pendapat berlawanan. Katanya dia akan mengalihkan sebagian bisnisnya ke Amerika dan menciptakan lapangan pekerjaan. Cao mengeluhkan tingkat pajak yang tinggi di negaranya sendiri. Cao segera dikecam oleh ribuan orang di media sosial China dan dituduh jadi pengkhianat.
Namun perdebatan ini beralih hari Senin (9/1), saat Donald Trump melakukan pertemuan 40 menit dengan CEO China, Jack Ma, yang memimpin kelompok Alibaba.
Pejabat Alibaba mengukuhkan bahwa Ma menawarkan untuk menciptakan satu juta lapangan pekerjaan baru di Amerika dengan menjual produk-produk yang dibuat oleh bisnis kecil Amerika di China dan Asia Tenggara lewat sarana belanja daring miliknya.
Yang dipertanyakan adalah, apakah CEO Alibaba ini mewakili, secara implisit, kepentingan Beijing dan merupakan upaya untuk melunakkan sikap Trump terhadap China. Harian Partai Komunis Tiongkok Global Times memuat sebuah kolom opini Selasa yang menunjukkan bahwa ada campur tangan resmi dalam perkembangan ini.
Trump memberitahu wartawan setelah pertemuan bahwa dirinya dan Ma akan mengupayakan hal-hal yang besar. [jm]