Para diplomat tinggi Amerika dan Rusia hari Minggu (9/1) menyatakan tidak optimis bahwa ketegangan di antara negara mereka akan mereda dalam dialog tingkat tinggi pekan ini di Eropa. Dialog itu akan membahas penumpukan pasukan Rusia secara besar-besaran di perbatasan Ukraina dan tuntutan Rusia pada Barat akan jaminan keamanan.
Menteri Luar Negeri Amerika Antony Blinken dalam acara “State of the Union” di stasiun televisi CNN mengatakan “sulit untuk melihat adanya kemajuan (dalam pembicaraan.red) dengan menodongkan senjata ke kepala Ukraina.” Ditambahkannya, “kita akan mendengar kekhawatiran Rusia tentang latihan militer NATO di bagian tengah dan timur Eropa,” tetapi “mereka (Rusia.red) harus mendengarkan kita” terkait 100.000 tentara Rusia di perbatasan timur Ukraina.
Mengutip Wakil Menteri Luar Negeri Sergei Ryabkov, kantor berita Rusia RIA melaporkan sangat mungkin pembicaraan Amerika-Rusia yang akan dimulai Minggu malam dan berlanjut Senin di Jenewa akan berakhir secara tiba-tiba setelah satu pertemuan. “Saya tidak dapat mengesampingkan apapun. Ini adalah skenario yang sepenuhnya mungkin terjadi, dan Amerika seharusnya tidak memiliki ilusi tentang hal ini,” ujar Ryabkov. Ditambahkannya, “tentu saja kami tidak akan membuat konsesi di bawah tekanan dan ancaman yang terus menerus dilakukan negara-negara Barat yang akan hadir dalam pembicaraan mendatang.”
Blinken mengatakan, “Menurut saya, kita tidak akan (segera) melihat ada terobosan” dalam pembicaraan Amerika-Rusia bersama negara-negara lain di Brussels dan Wina sepanjang minggu depan. Tetapi, ia menambahkan, “pada akhirnya terpulang pada Presiden Putin. Tindakannya (menumpuk pasukan di perbatasan) mempercepat apa yang menurutnya tidak ia inginkan, yaitu “semakin menambah konflik dengan Amerika dan sekutu-sekutunya.”
BACA JUGA: Rusia Sampaikan Tuntutan Menjelang Pembicaraan dengan ASBlinken menggarisbawahi ancaman Amerika untuk memberlakukan sanksi ekonomi yang sangat tegas terhadap Rusia jika negara itu menginvasi Ukraina, delapan tahun setelah aneksasi Semenanjung Krimea, di Ukraina timur.
Setelah melangsungkan pembicaraan di Jenewa, Rusia dijadwalkan melakukan perundingan dengan NATO di Brussels pada hari Rabu (12/1) dan di Organisasi Kerjasama dan Keamanan Eropa di Wina pada hari Kamis (13/1). [em/ka]