Para penggemar Novak Djokovic Senin sore (10/1) merayakan kemenangan petenis nomor satu dunia itu di luar sebuah hotel imigrasi di Melbourne di mana ia ditahan. Hakim Pengadilan Federal Anthony Kelly mengatakan keputusan pemerintah Australia membatalkan visa Djokovic “tidak beralasan.” Kelly mengatakan petenis Serbia itu tidak diberi cukup waktu untuk berbicara dengan pihak penyelenggara turnamen Australia Terbuka atau tim kuasa hukumnya setelah ia ditahan di bandara Melbourne Rabu lalu (5/1), perlakuan standar bagi seorang “non warga negara tidak sah” berdasarkan aturan hukum Australia.
Djokovic terbang ke Australia dengan keyakinan bahwa ia mendapat pengecualian dari aturan vaksinasi vaksin Covid-19 di negara kangguru itu, yang menyatakan bahwa semua warga negara asing yang memasuki negara itu harus sudah divaksinasi penuh atau menunjukkan pengecualian medis.
Djokovic mengatakan ia telah terjangkit virus corona pada bulan Desember, yang memberinya hak untuk mengajukan pengecualian vaksinasi. Namun, pihak berwenang Australia mengatakan bintang tenis itu tidak memenuhi peraturan imigrasi negara itu dan akan dideportasi.
Tim kuasa hukum Djokovic mengatakan pada pengadilan bahwa keputusan untuk mencabut visa kliennya itu “tidak logis, tidak rasional dan tidak masuk akal secara hukum.”
Pengacara imigrasi John Findlay mengatakan kepada Australian Broadcasting Corp bahwa sulit bagi pemerintah untuk memenangkan kasus itu. “Saya sudah memperkirakan keputusan pengadilan ini. Pengacara Djokovic mengajukan kasus yang sangat menarik. Hal utama yang menjadi perhatian pengadilan adalah ketidakadilan – ketidakadilan yang nyata – terhadap Djokovic tentang perilaku petugas di bandara Melbourne.”
BACA JUGA: Pengadilan Australia Bebaskan Djokovic dari Penahanan, Kembalikan VisaDjokovic telah dibebaskan dan kemungkinan akan diizinkan mempertahankan gelarnya di Australia Terbuka yang akan berlangsung 17 Januari mendatang. Ia telah sembilan kali memenangkan pertandingan itu. Jika ia menang lagi dalam turnamen tahun ini, petenis berusia 34 tahun itu akan menjadi juara grand slam putra tersukses dengan 21 gelar.
Meskipun demikian Menteri Urusan Imigrasi Australia Alex Hawke berwenang melakukan campur tangan dan memerintahkan deportasi Djokovic. Berdasarkan hukum Australia, menteri memiliki wewenang dan kebijaksanaan luar biasa untuk membatalkan visa. Hawke juga berwenang untuk melarangnya memasuki Australia selama tiga tahun ke depan.
BACA JUGA: Djokovic Ditolak Masuk Australia, PM Morrison: Aturan adalah AturanPerdana Menteri Australia Scott Morrison kepada wartawan di Canberra hari Senin menolak mengomentari putusan pengadilan itu.
“Saya tidak akan menyampaikan pernyataan apapun tentang masalah yang disidangkan di pengadilan, dan langkah lain apapun yang mungkin diambil pemerintah. Maksud saya, saat ini hal tersebut murni masalah pengadilan. Tetapi dalam kaitan dengan pemerintah, nasehat pemerintah federal pada penyelenggara Australia Terbuka yang disampaikan November lalu sangat jelas. Saya membaca kutipan dari podium ini. Tidak bisa lebih jelas lagi,” jelasnya. [em/jm]