Serbia setuju untuk memasok senjata ke Kyiv atau bahkan mungkin sudah menyuplai alusista ke Ukraina, menurut dokumen rahasia Pentagon. Serbia sendiri diketahui memutuskan untuk bersikap netral dalam perang Ukraina dan menolak menjatuhkan sanksi kepada Rusia atas invasi tersebut.
Dokumen itu, yang merupakan ringkasan tanggapan sejumlah pemerintah negara-negara Eropa terhadap permintaan Ukraina untuk diberikan pelatihan militer dan "bantuan mematikan" atau senjata, merupakan salah satu dokumen di antara belasan dokumen rahasia yang diunggah secara daring dalam beberapa minggu terakhir. Kebocoran tersebut menjadi kebocoran rahasia AS yang paling serius yang terjadi dalam beberapa tahun terakhir.
Dokumen bertanggal 2 Maret itu dilabeli Rahasia dan NOFORN, dilarang didistribusikan ke dinas intelijen dan militer asing.
Reuters tidak dapat memverifikasi keaslian dokumen secara independen.
Menteri Pertahanan Serbia Milos Vucevic dalam tangkapan layar.
Menteri Pertahanan Serbia Milos Vucevic menolak isi dokumen itu dan menyebutkan sebagai "tidak benar" dalam sebuah pernyataan pada Rabu (13/4).
"Serbia tidak (memasok), juga tidak akan menjual senjata ke pihak Ukraina atau Rusia, atau ke negara-negara yang terlibat konflik itu," kata Vucevic.
Berjudul "Eropa|Tanggapan terhadap Konflik Rusia-Ukraina yang Sedang Berlangsung," dokumen Pentagon dalam bentuk bagan mencantumkan "posisi" dari 38 pemerintah Eropa dalam menanggapi permintaan bantuan militer Ukraina.
Bagan tersebut menunjukkan bahwa Serbia menolak untuk memberikan pelatihan kepada pasukan Ukraina, tetapi berkomitmen untuk mengirimkan senjata mematikan atau bahkan sudah memasoknya. Dokumen itu juga menyebutkan Serbia memiliki kemauan politik dan kemampuan militer untuk menyediakan senjata ke Ukraina di masa depan.
BACA JUGA: Dokumen Rahasia AS Bocor, Rusia: “Tak Perlu Dikomentari,” Korsel: “Ini Direkayasa”
Dalam pernyataannya, Vucevic mengatakan ada kemungkinan persenjataan buatan Serbia dapat "muncul secara ajaib" dalam konflik tersebut, tetapi "itu sama sekali tidak ada hubungannya dengan Serbia."
"Seseorang jelas ingin menyeret Serbia ke dalam konflik itu, tapi kami mempertahankan kebijakan kami," tambahnya.
Kantor Presiden Aleksandar Vucic tidak menanggapi permintaan komentar dari Reuters, tetapi Kementerian Luar Negeri Serbia mengeluarkan pernyataan yang menyangkal bahwa negara itu memasok peralatan militer ke Ukraina.
Pemerintahan Vucic menyatakan netral dalam perang Ukraina, terlepas dari ikatan sejarah, ekonomi dan budaya negara itu yang mendalam dengan Rusia.
Seorang tentara Ukraina terlihat di parit di posisi garis depan, dekat Kota Bakhmut, Ukraina, 10 April 2023. (Foto: REUTERS/Oleksandr Klymenko)
"Jika dokumen ini akurat, itu menunjukkan kepalsuan Vucic yang berhadapan langsung dengan Rusia atau dia di bawah tekanan besar dari Washington untuk mengirimkan senjata ke Ukraina," kata Janusz Bugajski, pakar Eropa Timur di Jamestown Foundation, sebuah lembaga kebijakan luar negeri.
Departemen Kehakiman sedang menyelidiki kebocoran tersebut, sementara Pentagon sedang mempelajari kerugian terhadap keamanan nasional AS.
Vucic telah lama berusaha menyeimbangkan hubungan dekat dengan Moskow dengan tujuan Serbia bergabung dengan Uni Eropa.
Meskipun Beograd telah berulang kali mengutuk invasi Rusia ke Ukraina di Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan forum internasional lainnya, Serbia tetap menjadi satu-satunya negara penentang di antara negara-negara Eropa lainnya dalam menjatuhkan sanksi terhadap Moskow. Serbia mengakui Ukraina secara keseluruhan, termasuk wilayah yang diduduki Rusia sejak 2014, sementara Kyiv menolak mengakui kemerdekaan Kosovo. [ah/rs]