Pejabat-pejabat Turki telah menahan 26 orang pasca serangan bom mobil yang menewaskan dua orang di tenggara negara itu.
Bom mobil itu meledak hari Jumat dekat penginapan hakim dan jaksa di Viransehir, yang mayoritas penduduknya Kurdi, provinsi Sanliurfa, yang berbatasan dengan Suriah. Rekaman video dari lokasi menunjukkan bangunan dan mobil yang rusak.
Dalam jumpa pers di gedung pengadilan kota itu hari Sabtu, Menteri Dalam Negeri Suleyman Soylu mengatakan ledakan itu menewaskan anak petugas pengadilan, usia 11 tahun, dan penjaga lingkungan, usia 27 tahun. Ditambahkan, 11 orang masih dirawat di rumah sakit termasuk istri jaksa. Dua dalam kondisi kritis.
Hari Sabtu, kantor gubernur mengumumkan, di antara 26 orang yang ditahan adalah pemilik mobil van, yang sarat bahan peledak dan diparkir di dekat perumahan pemerintah itu.
Kepada kantor berita resmi Anadolu, Gubernur Gungor Azim Tuna mengatakan, Partai Buruh Kurdistan atau PKK, yang terlarang, bertanggungjawab atas serangan itu.
Wakil Presiden Amerika Mike Pence bertemu Perdana Menteri Turki Binali Yildirim di Jerman dan menyatakan belasungkawa atas serangan itu. “Wakil Presiden menegaskan komitmen Amerika bagi Turki sebagai mitra strategis dan sekutu NATO,'' demikian dikatakan pernyataan Gedung Putih.
Turki dilanda serangkaian serangan kekerasan sejak musim panas 2015. Kelompok ISIS atau militan Kurdi dituding melakukan serangan-serangan itu, yang menewaskan lebih dari 550 orang. [ka]