Presiden Filipina Tuduh China Ancam akan Lancarkan Perang

Presiden Filipina Rodrigo Duterte (kiri) dan Presiden China Xi Jinping dalam pertemuan di Beijing, China, Senin (15/5).

Pemimpin Filipina Rodrigo Duterte mengatakan Presiden China Xi Jinping mengancamnya akan melancarkan perang, kalau Filipina memulai pengeboran minyak di bagian Laut China Selatan yang disengketakan.

Presiden Duterte mengatakan hari Jumat di Manila bahwa Xi memberinya peringatan yang tegas tetapi bersahabat saat mereka bertemu di Beijing lima hari yang lalu, tanggal 15 Mei.

Kepala negara Filipina itu mengatakan, dia mengatakan kepada Xi bahwa negaranya bermaksud menerapkan keputusan arbitrase internasional dan mulai mencari minyak di bagian Laut China Selatan yang diklaim China sebagai miliknya sendiri.

Menurut pembicaraannya dengan Xi, Duterte mengatakan, kepada presiden China, "Kami bermaksud mengebor minyak di sana. Kalau itu milik Anda, ya, itu menurut Anda, tapi menurut saya, saya bisa mengebor minyak, jika ada di dalam Bumi, karena itu adalah milik kami. "

Pidato Duterte pada hari Jumat tampaknya untuk membungkam pengecam domestik yang menuduhnya gagal dalam mempertahankan sengketa wilayah maritim.

Dia melanjutkan laporannya tentang pertemuannya dengan Xi, "Jawabannya kepada saya adalah, kita berteman, kami tidak ingin bertengkar dengan Anda. Kami ingin mempertahankan hubungan hangat saat ini, tetapi jika Anda memaksakan masalah itu kita akan berperang.”

Pengamat politik mengatakan, pembicaraan Duterte yang terus terang tentang percakapan di ibukota China bisa membuat China marah.

Anehnya, pernyataan Presiden Filipina disampaikan pada waktu yang sama China dan Filipina memulai pembicaraan untuk menyelesaikan sengketa mereka mengenai Laut China Selatan. Kedua pihak mengatakan mereka sepakat untuk mencari "pendekatan yang dapat diterima bersama" untuk menyelesaikan sengketa mereka. [sp/ii]