Kandidat presiden moderat Iran telah menyatakan kekalahannya dari kandidat ultrakonservatif, Ebrahim Raisi.
"Saya harap pemerintahan Anda, di bawah kepemimpinan Pemimpin Agung Ayatollah Ali Khamenei, akan membawa kenyamanan dan kesejahteraan bagi bangsa kita," kata mantan kepala bank sentral Abdolnasser Hemmati dalam sebuah surat, menurut berbagai laporan media.
Rakyat Iran pada Jumat (18/6) memilih dalam pemilihan presiden yang sepi pemilih dan kurangnya persaingan terhadap Raisi.
Belum ada perkiraan resmi jumlah pemilih dari Kementerian Dalam Negeri Iran karena tempat-tempat pemungutan suara (TPS) baru tutup pada Sabtu (19/6) pukul 02.00 waktu setempat. Pihak berwenang telah memperpanjang pemilu Jumat (18/6) selama dua jam setelah tenggat tengah malam agar lebih banyak pemilih datang ke TPS.
Sabtu (19/6) siang, Menteri Dalam Negeri Iran Abdolreza Rahmani Fazli mengatakan Raisi meraih lebih dari 17,9 juta suara, hampir 62 persen dari hampir 29 juta suara yang terkumpul.
“Dari total pemilih yang terdaftar, yaitu 59.310.307, jumlah suara yang diberikan adalah 28.933.004, yang memperlihatkan pemilih yang hadir sebanyak 48.8 persen," kata Rahmani Fazli kepada para wartawan.
Mantan Komandan Garda Revolusioner garis keras Mohsen Rezaei berakhir di peringkat kedua dengan 11,8 persen suara, disusul oleh mantan kepala bank sentral, Abdoinasser Hemmati, yang berhaluan moderat dengan 8,4 persen. Kandidat ultrakonservatif Amirhossein Ghazizadeh-Hashemi di peringkat terakhir dengan 3,5 persen. [vm/ft]