Edisi Baru Charlie Hebdo Langsung Terjual Habis di Paris

  • Lisa Bryant
    Al Pessin

Seorang pria mengambil sebuah eksemplar Charlie Hebdo edisi terbaru di sebuah toko di Rennes, Perancis (14/1).

Antrian panjang terlihat di kios-kios koran dan majalah di Paris yang menjual tabloid satir Charlie Hebdo. Tabloid tersebut kehilangan delapan anggota stafnya dalam serangan dua kakak beradik militan di kantor redaksi Charlie Hebdo.

Edisi terbaru ini, yang terbit Rabu, bersampul gambar karikatur Nabi Muhammad yang memegang tulisan “Saya Charlie” di bawah kepala berita berbunyi “Semua dimaafkan.”

Di seluruh Paris, Charlie Hebdo edisi ini terjual habis dalam hitungan menit.

Sebuah kios dekat Champs Elysees yang buka pukul 6 pagi waktu setempat, sudah kehabisan Charlie Hebdo pada pukul 6.05. Sebuah kios lainnya di Saint-Lazar, melaporkan para calon pembeli sempat berebut.

“Mendistribusikan Charlie Hebdo ini menghangatkan hati saya karena kita mengatakan kepada diri kita sendiri bahwa “ia” masih di sini, “ia” tidak pernah pergi,” ujar Jean-Baptiste Saidi, seorang pengemudi van yang mengantarkan Charlie Hebdo ke kios-kios di Paris sebelum matahari terbit, Rabu.

2 juta eksemplar pesanan tambahan

Percetakan yang menerbitkan Charlie Hebdo menjanjikan 3 juta eksemplar, berkali lipat jumlah biasanya, 60.000 eksemplar. Tapi percetakan ini hanya mampu menyelesaikan 500.000 per hari. Menurut juru bicara distributor Charlie Hebdo, permintaan melonjak, Rabu, menjadikan pemesanan bertambah, 2 juta eksemplar ekstra.

“Sangat penting artinya untuk membelinya, untuk mendukung mereka. Dan saya tertarik dengan tulisan-tulisan di dalamnya,” seorang warga pensiunan mengatakan kepada VOA.

“Ini merupakan isyarat yang bagus, tapi kami berharap banyak. Yang paling penting adalah Charlie tidak musnah,” ujar Phillipe, seorang masinis kereta.

David Sullo, yang berdiri di ujung antrian 20-an orang di sebuah kios di pusat kota Paris mengatakan, “Saya tidak pernah membeli Charlie sebelumnya, karena tidak sesuai dengan selera politik saya, tapi penting bagi saya untuk membelinya hari ini dan mendukung kebebasan berekspresi.”

Emilienne, seorang sekretaris, bermaksud menyimpannya untuk cucunya. “Suatu hari saya akan dapat mengatakan kepada mereka ‘Lihat, ini yang terjadi ketika kamu kecil. Semoga ini tidak akan pernah terjadi lagi.’”

Di dalam stasiun, saat warga turun dari kereta commuter di pagi hari, mereka menemukan tulisan ‘Charlie Hebdo sudah terjual semua.’”

Seorang manager toko buku Magalie menyimpan sebuah eksemplar untuk dirinya sendiri.

“Kami buka pukul 6 pagi. Sudah ada orang antri di luar. Dalam waktu kurang dari sejam, 125 eksemplar yang kami jual, habis,” ujarnya.

Simon, seorang pemilik kios di Paris, mengatakan ia sudah punya daftar nama 100 orang yang memesan Charlie Hebdo saat eksemplar tambahan datang hari Kamis.

Semua omset penjualan dari edisi pekan ini akan seluruhnya menjadi milik Charlie Hebdo, setelah percetakan dan distributor memutuskan untuk tidak menarik biaya. Harga per eksemplarnya 3 euro (Rp 45.000).

Pada konferensi pers Selasa, juru bicara Departemen Luar Negeri AS Marie Harf mengatakan, “Kami sepenuhnya mendukung hak Charlie Hebdo untuk menerbitkan sesuatu seperti ini lagi. Lagi-lagi, inilah yang terjadi pada sebuah demokrasi. Titik.”