Pemimpin Hong Kong Carrie Lam membela sentimen bisnis di Hong Kong setelah sebuah survei Kamar Dagang Amerika mendapati 42 persen responden menyatakan ingin meninggalkan Hong Kong.
Menurut ringkasan survei itu, kekhawatiran bersama yang paling besar adalah ketidaknyamanan karena UU Keamanan Nasional.
Pada konferensi pers mingguannya sebelum rapat Dewan Eksekutif, Lam mengatakan pemerintahnya memiliki survei sendiri mengenai bisnis di Hong Kong dari luar negeri maupun China daratan, tetapi ia tidak menyebut-nyebut apakah survei itu mencakup pertanyaan mengenai UU Keamanan Nasional, atau rencana para pebisnis untuk tetap tinggal atau meninggalkan Hong Kong.
“Secara umum, kekhawatiran dan kecemasan awal mengenai legislasi keamanan nasional telah surut,” kata Lam mengenai temuannya dalam percakapan dengan kalangan pebisnis asing. Ia juga menyoroti minat dalam rencana “Greater Bay Area” untuk mengintegrasikan Hong Kong lebih erat lagi dengan China daratan.
BACA JUGA: Aktivis Prodemokrasi Hong Kong Dihukum Setelah Akui Bersalah Atas Protes 2019Awal Mei lalu, Kamar Dagang Amerika menerbitkan hasil survei terhadap para ekspatriat di Hong Kong. Tiga ratus dua puluh lima individu, mewakili 24 persen anggota Kamar Dagang, menanggapi survei tersebut, dan 56 persennya menyatakan mereka tidak memiliki rencana untuk meninggalkan Hong Kong. Sementara itu 42 persen lainnya menyatakan mereka sedang mempertimbangkan atau merencanakan untuk keluar Hong Kong.
Beijing memberlakukan UU baru mengenai Keamanan Nasional di Hong Kong pada akhir Juni lalu, yang menetapkan kejahatan baru terkait subversi, pemisahan diri, terorisme dan kolusi dengan orang asing.
Lebih dari 100 orang telah ditangkap atas tuduhan melanggar UU Keamanan Nasional itu sejauh ini. [uh/ab]