Empire State Building Pasang Foto Singa Cecil

Sebuah foto hewan diproyeksikan di Empire State Building sebagai bagian dari kampanye meningkatkan kesadaran atas hewan langka, di New York, 1 Agustus 2015.

Foto-foto satwa liar langka dan sebuah foto singa yang dikenal dengan Cecil diproyeksikan di gedung ikonik New York, Empire State Building, hari Sabtu (1/8) sebagai bagian dari promosi film dokumenter "Racing to Extinction."

Orang-orang berkumpul di jalan dan atap apartemen, rumah atau gedung di Manhattan untuk melihat foto-foto tersebut yang menutupi 33 lantai gedung tersebut.

Singa Cecil, yang dibunuh dalam perburuan kontroversial di Zimbabwe oleh seorang dokter gigi Amerika, adalah salah satu hewan yang ditampilkan fotonya di gedung tersebut.

"Saya pikir ini adalah pesan yang bagus, apalagi mengingat apa yang terjadi minggu lalu. Saya kesal mendengar berita tersebut. Saya pikir dunia harus sadar betapa lemahnya dan betapa kejamnya manusia terhadap hewan di seluruh dunia," kata Travis Threlkel, direktur kreatif Obscura Digital dan salah seorang yang mencetuskan acara pemutaran foto-foto di gedung tersebut.

Para penyelenggara mengatakan acara tersebut, yang berlangsung selama beberapa jam, adalah yang pertama. Mereka berharap acara tersebut bisa membangkitkan pembicaraan tentang kepunahan.

Ekstradisi

Sementara itu, Gedung Putih menerima lebih dari 220.000 tandatangan warga Amerika yang menuntut pria yang membunuh cecil diekstradisi ke Zimbabwe untuk diadili.

Zimbabwe telah meminta ekstadisi pencinta perburuan Dr. Walter Palmer, seorang dokter gigi dari Minnesota yang dituduh membunuh singa tersebut secara ilegal.

Singa Cecil yang dilindungi, yang hidup di Taman Nasional Hwange, Zimbabwe, terlihat di foto yang diambil dari video ini pada November 2012.

Cecil adalah subyek penelitian dan menjadi populer melalui video yang menunjukkannya berjalan-jalan di alam bebas. Kemungkinan ia dibujuk keluar dari taman nasional tersebut untuk dibunuh sebagai trofi membuat banyak orang Amerika marah.

Palmer disebutkan membayar lebih dari $50,000 untuk menembak seekor singa di Zimbabwe. Tapi ahli konservasi menunjukkan bahwa lebih banyak uang bisa didapatkan dengan menjaga hewan langka tetap hidup dan menunjukkan mereka pada wisatawan.

Palmer mengakui telah membunuh singa berusia 13 tahun tersebut, tapi mengaku pada Dinas Satwa Liar dan Perikanan AS bahwa ia menyewa pemandu professional dan tidak tahu kalau Cecil dilindungi.