Rencana Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan untuk mengembalikan hingga dua juta pengungsi ke Suriah semakin dipertanyakan. Ketika para pengungsi mengupayakan kehidupan baru mereka di Turki, banyak yang mungkin enggan untuk kembali. Sementara itu kelompok-kelompok HAM memperingatkan akan deportasi paksa.
Restoran Mandy di distrik Aksaray Istanbul sudah melayani penduduk setempat selama lebih dari enam tahun.
"Kami tidak akan kembali ke Suriah," kata pemilik Mandy, Isam Abdi.
Abdi meninggalkan Suriah pada awal perang saudara. Sesampainya di Istanbul, dengan sedikit berbahasa Turki dan tidak memiliki kontak, ia berhasil membangun bisnis yang sukses. Ia sekarang memiliki dua restoran, anak-anaknya sudah menempuh pendidikan di perguruan tinggi, dan menganggap hanya Turki menawarkan masa depan kepadanya.
"Karena perang, tidak aman di sana," katanya mengenai tanah airnya Suriah.
"Mereka mengatakan di Damaskus aman. Tetapi (tidak) ada listrik, tidak ada gas, tidak ada apa-apa ... Lebih mudah untuk hidup di sini. Seperti yang saya katakan, kami membangun kehidupan baru dari nol di sini, dan kehidupan kami berjalan baik. Saya tidak bisa pergi dari Turki dan membangun kehidupan baru di sana," ujar Abdi.
Meskipun Istanbul baik bagi Abdi, ia mengakui warga Suriah lainnya, memiliki cerita lain.[my/pp]