Facebook Akui Berbagi Data dengan Perusahaan-perusahaan China

Markas Facebook di Menlo Park, Silicon Valley (VOA/Vina).

Facebook mengakui memiliki kesepakatan berbagi data dengan empat perusahaan teknologi China, termasuk perusahaan yang dianggap ancaman bagi keamanan nasional oleh komunitas intelijen AS. Pengakuan raksasa media sosial AS ini menimbulkan keprihatinan baru mengenai penanganan informasi pribadi konsumennya.

Pengakuan Facebook hari Selasa (5/6), muncul dua hari setelah harian The New York Times mengungkapkan bahwa Facebook telah menjalin kesepakatan berbagai data khusus dengan 60 produsen peralatan elektronik -- termasuk Huawei, Lenovo, OPPO dan TCL – untuk mempermudah para pengguna Facebook mengakses akun mereka di berbagai peralatan.

Para pejabat intelijen AS telah bertahun-tahun mengungkapkan kekhwatiran mereka mengenai Huawei. Mereka khawatir pemerintah China akan menuntut akses ke data yang tersimpan di peralatan atau server Huawei. Kekhawatiran ini telah mendorong militer AS melarang penjualan dan penggunaan ponsel pintar Huawei di pangkalan-pangkalan mereka.

Francisco Varela, wakil presiden kemitraan Facebook, mengatakan, Selasa, kesepakatan berbagai data dengan Huawei dan perusahaan-perusahaan China lainnya telah diawasi sejak awal.

Facebook mendapat kecaman keras setelah terungkap bahwa informasi pribadi puluhan juta pengguna raksasa media sosial itu diakses perusahaan konsultan berbasis di Inggris Cambridge Analytica. Facebook juga dikecam setelah terungkap pada September lalu bahwa sejumlah orang Rusia, dengan menggunakan nama palsu, memanfaatkan media sosial itu untuk mempengaruhi para pemilih menjelang pemilu presiden AS 2016.

Komisi Perdagangan Federal AS kini sedang menyelidiki apakah Facebook melanggar kesepakatan tahun 2011 yang menyatakan Facebook telah menyesatkan konsumennya terkait kebijjkan-kebijakan pengunan data. [ab/uh]