Persetujuan perikanan bersama yang akan dibicarakan antara China dan Filipina akan meredakan lebih jauh sengketa kedaulatan maritim yang sudah lama, sementara meperdalam persahabatan yang sempat diperkirakan tidak akan mungkin dilakukan, kata para pakar di kawasan itu.
Pemerintah kedua negara Asia itu akan membicarakan persetujuan sementara, karena Presiden China Xi Jinping dan presiden Filipina Rodrigo Duterte sudah sepakat untuk berusaha mencapainya dalam pertemuan bulan April lalu, menurut media di Manila.
“Kalau itu benar-benar tercapai, ditandatangani, dilaksanakan, persetujuan tersebut akan menandakan bukan sebagai tonggak sejarah tetapi langkah maju yang penting dalam hubungan kedua negara,” kata Fabrizio Bozzato, seorang pakar Asia Timur dan Pasifik dari Perhimpunan Penelitian Strategi Taiwan.
“Berbagi sumber-daya bukan hal yang kecil atau soal yang ringan,” tambahnya.
Filipina dengan resmi menentang kapal nelayan, pengawal pantai dan penggunaan oleh China Laut China Selatan dalam zona ekonomi eksklusifnya selebar 370 kilometer itu.
Baca juga: Filipina Tuduh Pengawal Pantai China Rampas Ikan Nelayan
Tetapi beberapa bulan setelah Duterte memegang jabatan presiden tahun 2016, kedua pemimpin mengadakan pertemuan untuk membentuk persahabatan yang telah membuat kedua pihak mengesampingkan sengketa maritim mereka. Sebagai bagian dari hubungan yang lebih kuat itu, China telah menjanjikan bantuan dan investasi $24 milyar untuk membantu pembangunan Filipina. [gp]