Perjanjian yang ditandatangani di Norwegia pada hari Jumat (26/8) itu dimaksudkan untuk mengakhiri salah satu pemberontakan terlama di Asia, yang telah menewaskan ribuan orang.
“Ini adalah peristiwa bersejarah dan tak pernah terjadi sebelumnya,” kata Jesus Dureza, penasihat perdamaian Presiden Filipina Rodrigo Duterte. Dureza menambahkan masih banyak pekerjaan yang harus dilakukan pada masa mendatang.
Kedua pihak bertemu di kota Oslo, Norwegia, sejak Senin lalu dan akan bertemu lagi pada bulan Oktober.
Menteri Luar Negeri Norwegia Borge Brende menyebut perjanjian itu sebagai suatu terobosan penting. [uh]