Para menteri keuangan dan pimpinan bank sentral dari negara-negara maju dunia mengadakan pembicaraan di Marseilles, Perancis, untuk membicarakan cara-cara untuk menghidupkan kembali ekonomi dunia yang sedang lemah.
Para pejabat dari negara-negara Kelompok Tujuh itu mengadakan pembicaraan mereka hari Jumat sementara ada tanda-tanda bahwa ekonomi negara-negara industri terkemuka itu menghadapi bahaya kembali ke resesi dan krisis keuangan yang meningkat dalam 17 negara pengguna mata uang Euro. Pembicaraan tersebut diadakan sementara Juergen Stark dari Jerman, seorang pejabat tertinggi bank sentral Eropa, dengan mendadak meletakkan jabatan. Menurut laporan, peletakan jabatannya mengungkapkan perselisihan mendalam atas cara memecahkan masalah ekonomi di Eropa.
Berita ekonomi buruk telah melanda sebagian besar G-7 – yang mencakup Inggris, Kanada, Perancis, Jerman, Italia, Jepang dan Amerika Serikat. Laporan baru oleh Organisasi Kerjasama dan Pembangunan Ekonomi (OECD) mendapati pertumbuhan sedang macet di banyak ekonomi negara terkemuka.
Sementara itu, pimpinan Dana Monter Internasional, Christine Lagarde, telah menyerukan pengambilan tindakan yang cepat dan berani untuk melawan krisis keyakinan yang merusak ekonomi sedunia. Dia mengatakan demikian di London hari Jumat sebelum berangkat ke pembicaraan Marseille, yang diteruskan hari Sabtu.
Pembicaraan Marseille dimulai sehari setelah Presiden Amerika Barack Obama berpidato di hadapan sidang gabungan Kongres di Washington dan mengusulkan rencana 447 milyar dolar untuk mengurangi pengangguran di Amerika, yang sekarang mencapai kira-kira 9 persen, dan menghidupkan kembali ekonomi. Sejak Obama memangku jabatan tahun 2009, golongan Republik dalam Kongres telah menolak hampir semua gagasan ekonominya, karena keberatan atas anggaran dan defisit yang meningkat.
Sementara itu, ada laporan bahwa Yunani yang mengalami krisis bakal gagal membayar hutang negara tersebut. Para pejabat Yunani telah membantahnya sebagai spekulasi yang bertujuan untuk memukul Euro. Tahun lalu, Yunani menerima 159 milyar dolar dana talangan dari IMF dan Uni Eropa.