Pada akhir perang tahun 1975 diketahui ada 2.000 gajah liar di Vietnam, namun kini jumlahnya hanya 50 ekor akibat terjadinya perburuan liar di sana.
HANOI —
Perburuan dan hilangnya habitat telah membawa hewan itu ke jurang kepunahan. Aktivis pelestarian lingkungan mengatakan, sekelompok gajah yang berpeluang untuk bertahan hidup di negara ini terletak di daerah perbatasan antara Vietnam dan Kamboja, Taman Nasional Yok Don.
Namun, Direktur taman nasional itu, Tran Van Thanh, mengatakan, habitat gajah terus menurun karena masyarakat setempat menebang hutan untuk bertani dan memperluas perumahan.
“Masalah lain yang dihadapi gajah saat ini adalah budidaya pertanian masyarakat setempat. Sebagian besar menanam pohon buah-buahan dari beragam spesies seperti tebu, pisang, dan buah naga. Gajah sangat menyukainya, sehingga mereka datang ke lahan itu untuk memakannya. Itulah alasannya mengapa ada konflik besar antara gajah liar dengan penduduk setempat,” paparnya.
Sementara habitatnya menyusut, gajah menjadi lebih agresif, dan langkah-langkah tradisional digunakan untuk menakut-nakuti gajah, seperti pembakaran hutan, yang kurang efektif.
Thanh mengatakan, masyarakat lokal tidak diajarkan bagaimana hidup berdampingan dengan gajah, sehingga mereka sering melakukan kekerasan. Banyak warga memiliki senjata api, dan perburuan tersebar luas. Ia mengatakan telah meminta stafnya untuk lebih memperhatikan perburuan, karena pihak berwenang selama ini hanya memperhatikan pembalakan liar.
Perdagangan gading juga melonjak. Dalam satu provinsi sedikitnya enam gajah dibunuh oleh pemburu tahun ini. Dua kasus terjadi bulan Agustus, tengkorak gajah dimutilasi dan gadingnya dipotong. Kata Than, gading dikirim ke Tiongkok dimana satu kilogram gading dapat dihargai ribuan dolar.
Setiap gading yang dibeli setelah larangan global tahun 1989 adalah ilegal di Vietnam, tetapi permintaannya tetap ada karena gading dianggap simbol kekayaan.
Richard Thomas, bekerja untuk TRAFFIC - LSM pemantau jaringan perdagangan satwa liar, mengatakan, ada bukti bahwa gading dijual terang-terangan walaupun dilarang.
Tetapi tampaknya, ujar Thomas, Vietnam tidak seperti Tiongkok dalam hal peningkatan permintaan. Ia juga mengatakan sepertinya jumlah gading yang tersedia untuk dijual tidak besar jika dibandingkan Thailand .
Namun, Direktur taman nasional itu, Tran Van Thanh, mengatakan, habitat gajah terus menurun karena masyarakat setempat menebang hutan untuk bertani dan memperluas perumahan.
“Masalah lain yang dihadapi gajah saat ini adalah budidaya pertanian masyarakat setempat. Sebagian besar menanam pohon buah-buahan dari beragam spesies seperti tebu, pisang, dan buah naga. Gajah sangat menyukainya, sehingga mereka datang ke lahan itu untuk memakannya. Itulah alasannya mengapa ada konflik besar antara gajah liar dengan penduduk setempat,” paparnya.
Sementara habitatnya menyusut, gajah menjadi lebih agresif, dan langkah-langkah tradisional digunakan untuk menakut-nakuti gajah, seperti pembakaran hutan, yang kurang efektif.
Thanh mengatakan, masyarakat lokal tidak diajarkan bagaimana hidup berdampingan dengan gajah, sehingga mereka sering melakukan kekerasan. Banyak warga memiliki senjata api, dan perburuan tersebar luas. Ia mengatakan telah meminta stafnya untuk lebih memperhatikan perburuan, karena pihak berwenang selama ini hanya memperhatikan pembalakan liar.
Perdagangan gading juga melonjak. Dalam satu provinsi sedikitnya enam gajah dibunuh oleh pemburu tahun ini. Dua kasus terjadi bulan Agustus, tengkorak gajah dimutilasi dan gadingnya dipotong. Kata Than, gading dikirim ke Tiongkok dimana satu kilogram gading dapat dihargai ribuan dolar.
Setiap gading yang dibeli setelah larangan global tahun 1989 adalah ilegal di Vietnam, tetapi permintaannya tetap ada karena gading dianggap simbol kekayaan.
Richard Thomas, bekerja untuk TRAFFIC - LSM pemantau jaringan perdagangan satwa liar, mengatakan, ada bukti bahwa gading dijual terang-terangan walaupun dilarang.
Tetapi tampaknya, ujar Thomas, Vietnam tidak seperti Tiongkok dalam hal peningkatan permintaan. Ia juga mengatakan sepertinya jumlah gading yang tersedia untuk dijual tidak besar jika dibandingkan Thailand .