Gaza sempat “Normal” saat Gencatan Senjata, Kembali Mencekam Ketika Gencatan Dilanggar

  • Scott Bobb

Bocah-bocah Palestina bermain bola di tempat penampungan mereka di sebuah sekolah milik PBB di Jabaliya, Jalur Gaza (31/7/2014).

Warga Gaza sempat memanfaatkan waktu beberapa jam untuk mencari berbagai kebutuhan penting sebelum pasukan Israel dan Hamas di Gaza menyatakan berakhirnya gencatan senjata yang berlangsung singkat.

Ketika gencatan senjata dimulai Jumat pagi, warga berbondong-bondong ke pantai setelah terkurung di apartemen mereka selama lebih dari tiga minggu. Nelayan meluncurkan perahu mereka, meskipun tidak berani pergi jauh ke tengah laut.

Salah satu kios penjualan tabung gas untuk masak di Gaza dibuka dan warga bergegas membeli persediaan. Meskipun pasokan bahan bakar banyak selama konflik ini, kios-kios itu tutup karena khawatir serangan rudal.

Pasar utama dibuka, para pembeli memborong makanan dan kebutuhan lainnya.

Jemaah berkumpul melakukan sholat Jumat di luar masjid al-Susi, yang hancur dua hari sebelumnya akibat serangan udara. Mereka berdoa demi perdamaian dan kekuatan.

Imam Sheikh Saed Abed mengatakan kepada umat agar jangan mau menerima kehadiran Israel di Gaza. Ia membantah tuduhan Israel bahwa mesjid-mesjid digunakan sebagai tempat penyimpanan senjata.

“Itu bohong. Kami tidak memiliki apa pun di masjid kami. Masjid kami hanya untuk berdoa kepada Allah. Tidak ada satupun peluru yang ditembakkan dari masjid kami,” kata Imam Sheikh Saed Abed.

Anak-anak berkumpul di sekolah belajar Al-Quran. Kepala sekolah Emad al-Dajany mengatakan mereka diajari bahwa meskipun kekerasan terjadi, pesan agama mereka adalah semua orang yang menyembah Allah adalah orang yang baik.

“Saya berjanji kepada orang tua mereka bahwa kita akan membangun sekolah ini lagi dan mereka akan belajar lagi di sini. Kami akan mengajarkan mereka bagaimana mengasihi orang, bagaimana menjadi orang baik, dan menjadi Muslim yang saling mencintai,´kata Emad al-Dajany.

Selagi para jemaah pulang tak lama setelah tengah hari, kabar menyebar bahwa gencatan senjata telah dilanggar dan pertempuran dilanjutkan.

Di kota, toko-toko mulai ditutup. Kios-kios penjual ditutup. Pantai kembali kosong, dan nelayan Gaza kembali ke pelabuhan.

Taman-taman juga kosong, dan suasana di Gaza kembali mencekam dan penuh ketakutan.