Gedung Putih Pertimbangkan Penggunaan Cadangan Minyak Strategis

Harga bensin per galon di sebuah SPBU di San Francisco, Jumat (4/3).

Melonjaknya harga minyak, akibat krisis di Libya, mendorong pemerintah AS untuk mempertimbangkan perlunya langkah-langkah pengendalian harga.

Gedung Putih masih mempertimbangkan semua pilihan untuk menurunkan harga bahan bakar yang terus naik, termasuk untuk mengeluarkan sebagian minyak mentah dari cadangan darurat.

Kata Kepala Staf Gedung Putih William Daley mengatakan di televisi Amerika, Minggu, pemerintah prihatin dengan tingginya harga-harga bensin, yang dipicu oleh kemelut di Timur Tengah. Melonjaknya harga BBM ini, ujar Daley, dapat merugikan perekonomian Amerika yang sedang berjuang untuk keluar dari resesi ekonomi.

Menurut Daley, pilihan untuk menggunakan cadangan minyak strategis menjadi salah satu pilihan yang sedang dipertimbangkan. Tapi, ia juga memperingatkan ada faktor-faktor lain yang harus dilihat, selain tingginya harga bensin.

Harga minyak mentah di Amerika hari Jumat melonjak sampai 105 dolar per barrel, harga tertinggi sejak bulan September tahun 2008.

Cadangan minyak Amerika adalah yang terbesar di dunia, kira-kira 727 juta barel. Apabila pasokan minyak terhenti atau terganggu, pemerintah bisa mengalirkan minyak dari cadangan darurat kepada perusahaan-perusahaan minyak untuk dijual di pasar terbuka.