Ofensif udara oleh koalisi pimpinan Arab Saudi di Yaman berhenti hari Senin (27/7) dengan dimulainya gencatan senjata kemanusiaan selama lima hari.
Namun pertempuran di darat pecah di kota Taiz menyusul gempuran oleh pemberontak Houthi Syiah di beberapa bagian kota itu, kata para saksi mata. Pihak berwenang mengatakan bentrokan juga berkobar di propinsi Marib dan daerah sekitar pangkalan militer al-Anad di propinsi Lahj.
Koalisi pimpinan Saudi itu, yang didukung Amerika, telah menggelar ofensif udara sejak Maret melawan pemberontak yang dibantu Iran. Pemberontak itu telah menguasai Sanaa, ibukota Yaman, dan sebagian besar wilayah utara negara itu.
Gencatan senjata ini bertujuan memberi jeda untuk menyalurkan bantuan kemanusiaan bagi warga sipil di negara Arab termiskin itu.
Pihak koalisi mengatakan akan menghentikan semua operasi militer, tetapi akan merespons jika pemberontak Houthi dan sekutunya melakukan aksi atau gerakan militer.
Houthi meragukan gencatan senjata itu akan bertahan. Mohammed Ali Al-Houthi, kepala majelis revolusi Houthi, hari Minggu mengatakan belum menerima pemberitahuan dari PBB tentang gencatan senjata itu.
Dua gencatan senjata sebelumnya di Yaman gagal bertahan.