Gencatan Senjata Israel-Hizbullah Dimulai

Orang-orang berkumpul saat kendaraan melaju di dekat bangunan yang rusak, di pinggiran selatan Beirut, setelah diberlakukannya gencatan senjata antara Israel dan Hizbullah di Lebanon, 27 November 2024. (REUTERS/Mohamed Azakir)

Gencatan senjata antara Israel dan kelompok militan Hizbullah yang berbasis di Lebanon mulai berlaku pada Rabu dini hari (27/11), menghentikan pertempuran yang menurut para pemimpin Amerika dan Prancis dapat menciptakan jalan menuju gencatan senjata lainnya di Jalur Gaza.

Ketika gencatan senjata diberlakukan, ada aliran mobil yang menuju ke Lebanon selatan, di mana ribuan orang telah terpaksa meninggalkan rumah mereka akibat peningkatan pertempuran selama berbulan-bulan dan perintah evakuasi Israel.

Militer Israel memperingatkan masyarakat untuk menjauhi desa-desa yang sebelumnya diperintahkan untuk dievakuasi.

Biden: Gencatan Senjata Israel-Hizbulah Merupakan Langkah Penting Akhiri Kekerasan di Timteng

Amerika – bersama dengan Prancis – memainkan peran kunci dalam menengahi penyelesaian yang telah disetujui oleh Kabinet Keamanan Israel pada hari Selasa malam (26/11).

Presiden Amerika Serikat Joe Biden menyebut gencatan senjata ini sebagai “langkah penting ... untuk mengakhiri kekerasan” di Timur Tengah. Ia mengatakan Iran dan proksi-proksinya, Hizbullah di Lebanon dan Hamas di Gaza, “telah membayar harga yang mahal” selama lebih dari satu tahun memerangi pasukan Israel. Ditambahkannya, perjanjian gencatan senjata Israel-Hizbullah “dirancang untuk menghentikan permusuhan secara permanen.”

BACA JUGA: Israel-Hizbullah Capai Gencatan Senjata di Lebanon

Namun Biden memperingatkan, "Biar saya perjelas, jika Hizbullah atau siapa pun melanggar perjanjian dan menimbulkan ancaman langsung terhadap Israel, maka Israel tetap memiliki hak untuk membela diri sesuai dengan hukum internasional, sebagaimana janji negara mana pun yang berikrart menghadapi kelompok teroris yang ingin menghancurkan Israel.”

Biden mengatakan dengan persetujuan Hizbullah untuk mengakhiri serangannya terhadap Israel, “Hamas harus mengambil pilihan. Satu-satunya jalan keluar mereka adalah membebaskan para sandera (yang masih ditahan di Gaza), termasuk warga negara Amerika.”
“Dalam beberapa hari mendatang, Amerika Serikat akan kembali mendorong Turki, Mesir, Qatar, Israel, dan negara lain untuk mencapai gencatan senjata di Gaza,” tegas Biden.

Sambut Baik Gencatan Senjata, Netanyahu: “Jika Hizbullah Langgar Perjanjian, Kami Siap Serang Kembali”

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan mendukung gencatan senjata dengan Hizbullah sehingga Israel dapat memusatkan perhatiannya pada ancaman lebih luas yang ditimbulkan oleh Iran, mengganti pasukannya dan mengisolasi Hamas dalam perjuangannya melawan Israel di Gaza.

Netanyahu bersumpah jika Hizbullah mengulangi serangannya terhadap Israel atau mempersenjatai kembali dirinya, Israel akan segera melanjutkan pemboman terhadap lokasi-lokasi militan di Lebanon.

“Lamanya gencatan senjata akan bergantung pada apa yang terjadi di Lebanon,” kata Netanyahu seraya menambahkan “sebagaimana dipahami oleh Amerika, kami siaga penuh secara militer, jika Hizbullah melanggar perjanjian dan berusaha mempersenjatai diri, kami akan menyerang mereka.”

Langkah Netanyahu untuk menghentikan pertempuran dengan Hizbullah selama hampir 14 bulan terjadi setelah satu hari serangan Israel terhadap sasaran-sasaran militan di Lebanon.

Beberapa jam sebelum gencatan senjata diberlakukan, pasukan Israel melancarkan serangan di sepanjang perbatasan Lebanon-Suriah, yang menurut kantor berita Suriah menewaskan sedikitnya enam orang. [em/ab]