Giliran Wilayah di Selatan Amerika Dijangkiti Virus Corona

Petugas medis melakukan swab test "drive thru" terhadap seorang pengemudi di Phoenix, Arizona di tengah perebakan pandemi Covid-19.

Pejabat-pejabat lokal di wilayah selatan Amerika kini menyuarakan keprihatinan baru terkait peningkatan tajam perebakan pandemi virus corona dalam beberapa hari terakhir ini, meskipun Presiden Donald Trump menyebut hal itu sebagai “sama sekali tidak berbahaya.”

Berbicara dalam program ABC News “This Week” hari Minggu (5/7), Walikota Kate Gallego di bagian selatan Phoenix, Arizona, mengatakan “kami membuka bisnis lokal terlalu cepat” setelah ditutup selama Maret dan April.

“Kami dalam krisis,” ujarnya merujuk pada 59.000 orang yang tertular di kota berpenduduk 1,7 juta jiwa itu. Gallego mengatakan lokasi-lokasi pengujian virus corona kini “kewalahan.”

Amerika telah mencatat lebih dari 50.000 kasus baru virus corona dalam beberapa hari terakhir ini, terutama di negara-negara bagian di bagian selatan yang tidak tertular wabah ini pada bulan Maret dan April ketika kota-kota di bagian timur laut, terutama New York, terkena dampak paling parah. New York kini memiliki kasus virus corona yang lebih sedikit.

Florida, negara bagian paling tenggara Amerika, sudah mencatat lebih dari 11.400 kasus baru pada hari Sabtu (4/7) saja, ketika beberapa kota besar di Amerika melangsungkan perayaan Hari Kemerdekaan. Meskipun demikian puluhan komunitas yang lebih kecil membatalkan rencana perayaan karena khawatir perebakan virus mematikan ini.

“Tidak ada keraguan, ketika kita mulai kembali kegiatan ekonomi, orang mulai bersosialisasi lagi di tempat-tempat umum dan memicu peningkatan pesat penularan virus corona,” ujar Walikota Miami Francis Suarez pada ABC. Ia menyebut peningkatan pesat ini “sangat buruk,” tetapi menambahkan “jika orang-orang mengenakan masker, ada kemungkinan kita dapat menghentikan perebakan.”

Harris County di Houston, Texas, mencatat hampir seperempat dari 35.000 kasus virus corona terjadi pada hari Sabtu saja.

Tetapi Trump, dalam pidato dalam pesta di Gedung Putih yang dilangsungkannya Sabtu malam, mengatakan “99%” kasus baru itu “sama sekali tidak berbahaya,” klaim meragukan ketika melihat jumlah pasien rawat inap kini meningkat tajam, meskipun mereka yang berusia lebih muda umumnya pulih lebih cepat.

Secara keseluruhan hampir 130.000 warga Amerika meninggal akibat virus mematikan ini dan lebih dari 2,8 juta orang telah tertular, menjadikan Amerika sebagai negara dengan tingkat perebakan tertinggi di dunia. [em/ii]